Selasa 02 Jan 2018 13:01 WIB

Koalisi Saudi Serang Pasar, 20 Warga Yaman Tewas

Ledakan dahsyat terjadi dalam serangan yang dilancarkan pasukan koalisi Arab Saudi di kota Sanaa, Yaman. (EPA/Yahya Arhab)
Ledakan dahsyat terjadi dalam serangan yang dilancarkan pasukan koalisi Arab Saudi di kota Sanaa, Yaman. (EPA/Yahya Arhab)

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Sedikitnya 20 warga sipil tewas, Senin (1/1), ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pasar padat pengunjung dan satu stasiun pompa bensin di Kota Pelabuhan Laut Merah di Yaman, Hodeidah.

Serangan tersebut juga melukai puluhan orang lagi, kata beberapa petugas medis dan pejabat keamanan lokal. Pejabat yang tak bersedia disebutkan jati dirinya mengatakan pasar di Kabupaten Al-Jarrahi terbakar setelah serangan udara pertama menghantam stasiun pompa bensin di dekatnya, sedangkan pasar itu dihantam dua kali sesudahnya.

Seorang petugas media di Rumah Sakit Hodeidah mengatakan jumlah korban jiwa tampaknya akan bertambah sebab banyak orang yang cedera berada dalam kondisi kritis. Tim pertolongan masih mencari orang yang mungkin selamat dari bawah reruntuhan.

Serangan tersebut adalah yang paling akhir dari serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh Angkatan Udara koalisi pimpinan Arab Saudi, yang didukung AS, sejak meletusnya perang di Yaman tiga tahun lalu. Pada Sabtu (30/12), jet tempur koalisi tersebut menyerang tiga taksi yang dipenuhi pelancong di dekat satu restoran padat pengunjung, yang juga berada di kota pelabuhan yang sama, sehingga menewaskan tak kurang dari 20 orang, kata saksi mata dan petugas medis.

Koalisi pimpinan Arab Saudi telah ikut campur dalam konflik Yaman sejak Maret 2015 untuk menaklukkan gerilyawan Syiah Al-Houthi dan mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang mendapat dukungan internasional dan dipaksa hidup di pengasingan oleh gerilyawan Al-Houhti. Perang itu telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang Yaman, kebanyakan anak kecil, dan membuat tiga juta orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka, sehingga menciptakan krisis kemanusiaan paling buruk di dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement