Senin 29 Jan 2018 15:13 WIB

Separatis Yaman Sita Gedung Pemerintah di Aden

Kelompok separatis didukung UEA yang juga bagian dari koalisi memerangi Houthi.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Budi Raharjo
Suasana konflik di Aden, Yaman
Foto: Ist
Suasana konflik di Aden, Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,ADEN -- Bentrokan sengit antara separatis Yaman dan pasukan Presiden Abdrabbuh MansourHadi membuat separatis di Yaman selatan berhasil menyita gedung-gedung pemerintah di kota Aden. Perdana Menteri Ahmed bin Dagher menuduh kelompok separatis melakukan kudeta.

Aden menjadi basis sementara pemerintahan Hadi, dengan pemberontak Houthi yang mengendalikan ibu kota Sanaa. Pertarungan mereka pada Ahad (28/1) malam waktu setempat itu akhirnya memerintahkan pasukan mereka untuk mundur.

Pasukan pemerintah meminta tetangga Arab untuk campur tangan dan membantu menenangkan situasi. Puluhan orang dilaporkan terluka, dan setidaknya 10 orang telah meninggal dunia dalam bentrokan tersebut. Perkembangan selanjutnya memperumit situasi yang sudah mengerikan di Yaman, di mana jutaan orang membutuhkan bantuan.

Negara modernYaman dibentuk pada 1990 dari penggabungan Yaman Selatan dan Yaman Utara, dan keinginan separatis untuk sebuah negara bagian selatan yang independen belum pergi. Kaum separatis kemudian mendukung pemerintah melawan Houthi, namun ketegangan yang telah berlangsung lama telah berkobar dalam beberapa pekan terakhir, dengan kelompok separatis menuduh pemerintah melakukan korupsi dan diskriminasi.

Pertempuran pecah pada Ahad setelah tenggat waktu yang ditetapkan oleh separatis untuk Hadi untuk memberhentikan Dagher dan kabinetnya. Dan Perdana Menteri Dagher meminta Uni Emirat Arab (UEA) sebagai pengambil keputusan untuk bertindak, dengan memperingatkan bahwa bentrokan tersebut akan menguntungkan kelompok Houthi.

Kelompok separatis selatan didukung oleh UEA, yang juga merupakan bagian dari koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi. Sementara itu Presiden Hadi yang berbasis di Arab Saudi menyerukan gencatan senjata.

Sementara Hadi memerintahkan pasukan loyalis untuk kembali ke barak. Menurut beberapa laporan yang dikutip BBC, pasukan dari Saudi dan UEA hadir di Aden saat perang meletus,tidak melakukan intervensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement