Selasa 06 Feb 2018 17:36 WIB

47 Ribu Warga Yaman Mengungsi ke Kota Aden

Harga pangan selama blokade telah naik sebesar 47 persen.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.
Foto: Reuters
Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 47 ribu warga Yaman tercatat telah mengungsi ke kota pesisir Aden sejak Desember 2017. Hal ini terjadi setelah konflik semakin meningkat di Kota Taizz dan Hudaydah sejak akhir tahun lalu.

"Meningkatnya konflik di Taizz dan Hudaydah sejak Desember 2017 telah membuat hampir 47 ribu orang mengungsi ke Aden dan wilayah lainnya di selatan," ujar juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, dikutip Anadolu, Senin (5/2).

Dujarric menjelaskan, situasi saat ini di Aden dilaporkan cukup tenang sebagai kota tujuan para pengungsi. Sekolah, pelabuhan, dan bandara beroperasi seperti biasanya dan kegiatan kemanusiaan juga masih dilanjutkan.

"Meskipun impor makanan, bahan bakar, dan medis masih mengalir melalui semua pelabuhan, blokade selama berminggu-minggu sejak 20 Desember 2017 telah berdampak parah pada keluarga dan perusahaan di Yaman," tambah dia.

Dujarric mengatakan, harga pangan selama blokade telah naik sebesar 47 persen di atas rata-rata, dibandingkan dengan sebelum konflik meningkat pada Maret 2015.

Aden telah dijadikan pusat pemerintahan sementara oleh Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung Arab Saudi. Hal ini dilakukan sejak pemberontak Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanna, pada 2014.

Arab Saudi dan sekutu Sunni-Arab, yang menuduh Houthi sebagai wakil dari Iran, mulai melancarkan operasi militer besar-besaran di Yaman pada 2015. Tujuannya adalah untuk membantu Presiden Hadi mengambil alih wilayah teritorial yang telah dikuasai Houthi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement