Rabu 14 Feb 2018 13:33 WIB

Pemandu Wisata Wanita Pertama dalam Sejarah Arab Saudi

Pemandu wisata memiliki peran utama dalam memperkenalkan negara pada pengunjung.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Taman King Abdullah Malaz dan museum diperkirakan menjadi tujuan wisatawan domestik selama musim haji di Arab Saudi
Foto: Arab News
Taman King Abdullah Malaz dan museum diperkirakan menjadi tujuan wisatawan domestik selama musim haji di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Maryam Al-Harbi menjadi pemandu wisata wanita Arab Saudi yang pertama. Ia ditunjuk sebagai pemandu wisata terbaik untuk 2017 oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi (SCTH). Komisi tersebut memuji pekerjaan Al-Harbi untuk memperbaiki layanan yang tersedia bagi pengunjung Kerajaan Saudi.

Al-Harbi berharap, bisa menginspirasi wanita lainnya di wilayah Kerajaan untuk mengikuti jejaknya. Al-Harbi mengatakan, pemandu wisata memiliki peran utama dalam memperkenalkan negara kepada pendatang baru.

"Pemandu wisata adalah duta besar yang menyampaikan budaya dan warisan negara tersebut kepada wisatawan dan mempelajari budaya lain sebagai imbalannya," kata Al-Harbi, dilansir dari Arab News, Rabu (14/2).

Dia mengatakan, studinya sebelumnya tentang arkeologi membantunya mengembangkan minat untuk cerita sejarah dan menginspirasinya menjadi pemandu wisata. Ia mengatakan, kualifikasi pada universitasnya berperan dalam meningkatkan permintaan untuk pemandu wisata di kalangan wanita Saudi.

"Profesi (pemandu wisata) umumnya diperuntukkan bagi pria di Arab Saudi, namun beberapa delegasi wanita ingin memiliki pemandu wanita," lanjutnya.

Al-Harbi juga memiliki kualifikasi dalam bidang pariwisata dari beberapa instansi pemerintah. Dia juga menyelesaikan gelar master di bidang barang antik di King Saud University pada fakultas pariwisata dan arkeologi. Tahun depan, universitas tersebut akan menawarkan gelar pariwisata khusus untuk wanita, dengan jurusan perhotelan melalui departemen manajemen.

Al-Harbi mengatakan, selain bahasa Arab dan bahasa Inggris, ia juga bisa berbicara bahasa Turki. Sekarang, ia tengah berupaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Tionghoa.

Sekarang dia membimbing pengunjung ke Madinah, termasuk delegasi pribadi, siswa sekolah dan kelompok universitas, serta pengunjung umrah dan haji. Ia juga membantu delegasi mengunjungi Provinsi Ola, Madain Saleh, Khyber, dan Badar.

 

Tujuan selanjutnya adalah untuk membawa pengunjung ke kota bersejarah Diriyah di pinggiran barat laut ibukota Saudi, Riyadh. "Diriyah menceritakan kisah nyata di balik Kerajaan," katanya.

Visi Arab Saudi 2030 telah menyoroti peran pariwisata dan hiburan untuk membantu diversifikasi pendapatan Kerajaan dan mendorong investasi swasta. Sebagai bagian dari proyek ini, situs wisata dan warisan akan dikembangkan untuk mendorong pengunjung dari seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement