Senin 19 Feb 2018 14:44 WIB

Iran Bantah Tuduhan Arab Saudi dan Israel

Iran sebut dua 'negara klien' AS itu mengabaikan kesalahan strategis mereka.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Iran membantah tuduhan Arab Saudi dan Israel yang mengatakan negaranya berniat mengacaukan Timur Tengah. Teheran justru menyebut dua 'negara klien' Amerika Serikat (AS) itu telah mengabaikan kesalahan strategis mereka.

Dalam acara Konferensi Keamanan Munich pada Ahad (18/2), Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mengatakan kritik terhadap kebijakan negaranya di Timur Tengah telah semakin obsesif. Ia juga menolak tuduhan yang mengatakan Iran berusaha untuk memperluas hegemoni.

"AS dan kliennya di wilayah kami telah menderita akibat kesalahan pilihan yang dilakukan mereka sendiri. Tetapi mereka menggunakan ini untuk menghidupkan kembali histeria mengenai kebijakan luar negeri Iran dan mencoba mengaburkan realitas," ujar Zarif.

Menurut Zarif kesalahan pilihan yang dilakukan negara-negara itu adalah mendukung invasi AS ke Irak untuk menyingkirkan Saddam Hussein pada 2003, mendukung pendudukan Israel di Palestina, dan mendukung pemboman di Yaman yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.

Di acara yang sama, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sama-sama menyalahkan Iran atas meningkatnya ketegangan regional. Jubeir menyerukan adanya perubahan dalam rezim Iran setelah Netanyahu menyebut Iran sebagai ancaman terbesar bagi dunia dan menuduhnya mencoba memaksakan pengaruhnya di Timur Tengah.

Jubeir mengatakan masalah di Timur Tengah dimulai dari revolusi Iran pada 1979, yang menurutnya telah melepaskan konflik sektarianisme di wilayah tersebut. Peristiwa 1979 telah menyebabkan berdirinya Hizbullah, yang ia anggap sebagai organisasi teroris paling berbahaya di dunia. Dia kemudian mengecam Iran karena telah mempersenjatai kelompok Houthi.

"Kami tidak menyerang Iran. Justru Iran yang menyerang kami. Iran telah mulai merusak Lebanon, Suriah, Irak, Bahrain, Yaman, Pakistan, Afghanistan, termasuk negara-negara di Afrika," ungkap Jubeir, seperti dilaporkan laman Aljazirah.

Netanyahu bahkan membandingkan Iran dengan Nazi Jerman. Menurut dia, jika Nazi memiliki konsep ideologi 'master race', maka Iran memiliki konsep ideologi 'master faith'.

Ia kemudian membahas pesawat tak berawak Iran yang tertembak di atas wilayah udara Israel dan mendesak adanya tindakan global terhadap Iran. "Kami akan bertindak tanpa ragu untuk membela diri, dan kami akan bertindak tidak hanya melawan sekutu Iran yang menyerang kami, tapi juga melawan Iran sendiri," kata Netanyahu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement