Jumat 09 Mar 2018 08:35 WIB

Turki Minta Swedia Ekstradisi Pemimpin Kurdi Suriah

Turki telah tiga kali meminta negara asing untuk menangkap pemimpin Kurdi Suriah.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Saleh Muslim.
Foto: Reuters
Saleh Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki telah meminta Swedia untuk menangkap pemimpin Kurdi Suriah Saleh Muslim dan mengekstradisinya dari Stockholm. Informasi ini disampaikan penyiar NTV pada Kamis (8/3), yang mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Dalam lebih dari sepekan, Turki telah tiga kali meminta negara asing untuk menahan Muslim. Turki sebelumnya meminta Republik Ceko dan Jerman untuk mengekstradisi pemimpin Democratic Union Party (PYD) itu.

Muslim sempat ditahan di Praha pekan lalu atas permintaan Turki namun kemudian dibebaskan. Di akhir pekan ini, ia menghadiri sebuah demonstrasi di Berlin untuk memprotes serangan militer Ankara di daerah Kurdi di Afrin, Suriah.

Menurut Turki, Muslim bertanggung jawab atas beberapa serangan mematikan di Ankara pada Februari dan Maret 2016. Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel mengatakan kasus tersebut akan diperiksa secara menyeluruh dan keputusan akan dibuat sesuai dengan hukum.

Pada Rabu (7/3), Cavusoglu menuduh Jerman telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi Kurdistan Workers' Party (PKK) dan juga gerakan Gulen. Turki menyalahkan gerakan Gulen atas kudeta 2016 yang gagal.

Turki juga telah lama mengeluhkan sikap lemah Jerman terhadap PKK. Ankara, Uni Eropa, dan Amerika Serikat (AS) mengkategorikan PKK sebagai organisasi teroris. Kelompok tersebut telah memperjuangkan negara Kurdi yang merdeka selama beberapa dekade.

Pada Selasa, Cavusoglu juga meminta Gabriel untuk mencabut peringatan perjalanan Berlin bagi orang-orang Jerman yang menuju ke Turki. "Peringatan terakhir yang telah kita lihat tidak mencerminkan kenyataan di Turki dan keadaan hubungan bilateral," kata Cavusoglu.

Setelah aktivis HAM Jerman Peter Steudtner ditahan di Turki, Kementerian Luar Negeri Jerman mengeluarkan sebuah peringatan kepada warganya pada Juli lalu mengenai risiko penangkapan sewenang-wenang di seluruh Turki.

Akibatnya, jumlah wisatawan Eropa ke Turki menurun tajam. Gabriel mengatakan pencabutan peringatan perjalanan akan bergantung pada perubahan situasi keamanan Turki. Steudtner kemudian dibebaskan dari tahanan polisi pada Oktober.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement