Senin 09 Apr 2018 14:06 WIB

Iran Sebut Tuduhan Terhadap Suriah Jadi Konspirasi Barat

Suriah ditudi melakukan serangan senjata kimia di Ghouta Timur.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemboman wilayah di Suriah Ghouta yang dikuasai gerilyawan terus berlanjut .
Foto: alarabiya.com
Pemboman wilayah di Suriah Ghouta yang dikuasai gerilyawan terus berlanjut .

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran, pada Ahad (8/4), mengecam tudingan terhadap pemerintah Suriah yang disebut mendalangi serangan senjata kimia di Douma, Ghouta Timur. Menurut Iran, tuduhan terhadap Suriah merupakan sebuah konspirasi.

 “Dugaan dan tuduhan semacam itu oleh Amerika dan negara-negara Barat tertentu menandakan konspirasi baru terhadap pemerintah dan rakyat Suriah, dan dalih untuk (melakukan) tindakan militer,” kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Iran menganggap tuduhan yang dilayangkan kepada pemerintah Suriah sangat tidak logis. “Dengan tentara Suriah berada di atas angin saat melawan teroris bersenjata, itu tidak akan rasional untuk menggunakan senjata kimia,” kata Kementerian Luar Negeri Iran.

Sebuah serangan gas beracun terjadi di Douma, Ghouta Timur, pada Sabtu pekan lalu. Serangan yang diduga senjata kimia tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 70 orang. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut. Suriah dan sekutunya Rusia telah membantah melakukan serangan dengan menggunakan senjata kimia.

Pada Agustus 2015, Dewan Keamanan PBB sempat membentuk Mekanisme Investigasi Bersama (MIB) untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh Suriah. Dalam laporannya akhir tahun lalu, MIB menyalahkan rezim pemerintah Suriah atas serangan senjata kimia yang terjadi di Khan Sheikhoun. Dalam peristiwa tersebut, sedikitnya 100 warga Suriah, termasuk anak-anak, tewas akibat menghirup gas beracun.

Laporan tentang penggunaan senjata kimia di Suriah memang terus bermunculan. Hal ini dipicu oleh sebuah serangan pada Agustus 2013 di Ghouta Timur, dekat Damaskus. Kala itu, serangan yang diyakini memanfaatkan senjata kimia menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement