Rabu 11 Apr 2018 15:37 WIB

Pengawas Internasional Kirim Tim Pencari Fakta ke Suriah

Suriah diduga melancarkan serangan gas beracun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, HAGUE -- Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), pada Selasa (10/4), mengatakan akan mengerahkan tim pencari fakta ke Douma, Suriah. Tim tersebut nantinya akan menyelidiki kebenaran serangan senjata kimia yang terjadi di wilayah tersebut pekan lalu.

"Karena laporan pertama dugaan penggunaan senjata kimia di Douma, Suriah, dikeluarkan, OPCW telah mengumpulkan informasi dari semua sumber yang tersedia dan menganalisisnya," kata OPCW dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu.

"Pada saat yang sama, Direktur Jenderal OPCW, Duta Besar Ahmet Uzumcu, telah mempertimbangkan tim FFM (misi pencari fakta) ke Douma untuk menetapkan fakta-fakta seputar tuduhan ini," kata OPCW.

Menurut OPCW, pihaknya telah memberitahu pemerintah Suriah bahwa mereka akan mengirim tim pencari fakta ke Douma. "Hari ini, Sekretariat Teknis OPCW telah meminta Republik Arab Suriah membuat pengaturan yang diperlukan untuk penyebaran semacam ini. Ini bertepatan pula dengan permintaan Suriah dan Federasi Rusia untuk menyelidiki tuduhan penggunaan senjata kimia di Douma," katanya.

OPCW mengatakan tim pencari fakta yang akan diterjunkan ke lapangan telah dipersiapkan. "Tim sedang bersiap-siap untuk disebarkan ke Suriah segera," ujarnya.

Pekan lalu serangan gas beracun melanda Douma, Ghouta Timur. Serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 40 warga sipil. Pemerintah Suriah ditudub bertanggung jawab atas terjadinya serangan itu.

Namun tuduhan tersebut telah dibantah tegas oleh Suriah dan sekutunya Rusia. Menurut Rusia, informasi yang menyebut pemerintah Suriah merupakan aktor di balik aksi serangan gas beracun di Douma adalah keliru dan menyesatkan.

Baca juga: Rusia Minta AS tak Menyerang Suriah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement