Selasa 17 Apr 2018 11:03 WIB

AS Tuding Rusia Rusak Barang Bukti Gas Beracun Suriah

Rusia dinilai telah menghalang-halangi tim pencari fakta ke Douma.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Konvoi 46 truk bantuan kemanusiaan dikirim ke kota Douma di Ghouta Timur, Senin (5/3).
Foto: Syrian Red Crescent via AP
Konvoi 46 truk bantuan kemanusiaan dikirim ke kota Douma di Ghouta Timur, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Amerika Serikat (AS) menyampaikan kritiknya terhadap Rusia dan Suriah. AS menuduh Rusia menghalangi tim dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) guna mencapai lokasi serangan gas beracun di Douma Suriah.

AS juga menyebut Rusia atau Suriah mungkin telah merusak bukti di lapangan. "Ini adalah pemahaman kami bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi lokasi serangan. Ini adalah kekhawatiran kami bahwa mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya dari Misi Pencari Fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan yang efektif," kata Duta Besar AS Kenneth Ward pada pertemuan OPCW di Den Haag, Senin.

Delegasi Inggris di pertemuan OPCW juga menuduh Rusia dan pemerintah Assad menghentikan tim pengawas untuk mencapai Douma. "Akses ini sangat penting. Rusia dan Suriah harus bekerja sama," katanya.

Duta Besar Inggris Peter Wilson mengatakan di Den Haag bahwa PBB telah mengizinkan tim OPCW untuk pergi. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Douma karena Suriah dan Rusia tidak dapat menjamin keselamatan mereka.

 

Baca juga, Kunjungan Tim Pencari Fakta ke Suriah Tertunda. 

 

Moskow membantah tuduhan AS. Menurut Rusia, terhalangnya kinerja OPCW justru karena serangan rudal yang dipicu AS terhadap Suriah pada Sabtu.

"Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak kondisi di lapangan ," kataMenteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada BBC.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menyerukan penyelidikan yang obyektif. Menurutnya tuduhan terhadap Rusia tidak berdasar. Seorang pejabat kementerian pertahanan Rusia mengatakan tim OPCW akan melakukan perjalanan ke Douma pada Rabu.

OPCW melakukan perjalanan ke Suriah pekan lalu untuk melakukan penyelidikan. Namun mereka belum mendapatkan akses ke Douma, yang sekarang di bawah kendali pemerintah setelah pemberontak menarik diri.

Tim ini bertujuan untuk mengumpulkan sampel, mewawancarai saksi dan bukti dokumen untuk menentukan apakah amunisi beracun telah digunakan dalam serangan oleh pemerintah Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement