Selasa 01 May 2018 11:21 WIB

Israel Desak AS Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran

Netanyahu menuding pemerintah Iran telah melakukan kebohongan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Gali Tibbon
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera keluar dari kesepaktan nuklir Iran. Paksaan disertai dengan lampiran bukti-bukti terkait program nuklir Iran yang dikerjakan secara rahasia.

Netanyahu menuding pemerintah Iran telah melakukan kebohongan. Dia mengatakan, para pemimpin Iran secara berulang-ulang membantah berusaha membangun persenjataan nuklir. Hal itu dia sampaikan dalam bahasa Inggris dan disiarkan stasiun televisi lokal.

"Seratus ribu file rahasia membuktikan hal itu. Kedua, bahkan setelah kesepakatan, Iran terus melestarikan dan memperluas pengetahuan senjata nuklirnya untuk digunakan di masa depan," kata Benjamin Netanyahu sambil berdiri didekat bukti-bukti yang dia dapatkan, Selasa (1/5).

Netanyahu mengaku telah membagi temuan yang dia dapatkan dengan Presiden AS Donald Trump yang akan segera mempresentasikan hal tersebut ke Perancis dan Jerman. Netanyahu mengatakan, dirinya juga sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kendati, beberapa ahli intelejen dan diplomat menilai jika bukti-bukti yang diberikan Israel tidak memiliki kekuatan yang besar. Ini mengingat mayoritas bukti yang dilampirkan Netanyahu adalah intelejen sebelum pakta nuklir Iran 2015 dilakukan.

Gedung Putih mengaku telah menerima data-data yang diberikan pemerintah Israel dan akan memeriksa hasil temuan itu dengan sangat hati-hati. Mereka melanjutkan, temuan ini memberikan informasi terkait detil dari upaya Iran untuk mengembangkan persenjataan nuklir.

"Fakta-fakta ini sama dengan apa yang sudah diketahui AS sejak lama: Iran memiliki program senjata nuklir rahasia yang telah dicoba dan gagal menyembunyikannya dari rakyat dan dunia," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Iran membantah berusaha untuk mengembangkan persenjataan nuklir. Tehran menilai Israel terus menyebarkan propaganda melalui bukti-bukti yang mereka dapatkan. Iran menuding Israel berusaha mengarahkan dunia untuk meningkatkan kecurigaan terkait hal tersebut.

Lebih jauh, Tehran menyebut Netanyahu sebagai pembohong dengan berpura-pura sebagai korban di mata internasional. Hal itu mereka lakukan untuk mendapatkan simpati dan bantuan pemerintah dunia.

"Anak itu kembali berperan sebagai korban dan tidak bisa berhenti memainkan hal tersebut," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Sementara, Israel disebut-sebut merupakan satu-satunya negara di timur tengah yang diyakini memiliki persenjataan nuklir. Kendati, hal tersebut belum dapat dibuktikan. Israel hingga kini tidak memberikan konfirmasi atau bantahan terkait kepemiliki senjata nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement