Rabu 02 May 2018 07:39 WIB

Iran: Tudingan Netanyahu untuk Pengaruhi Trump

Tuduhan tersebut adalah pengulangan dari pidato Netanyahu pada masa lalu.

Abbas Araghchi
Foto: [ist]
Abbas Araghchi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Senin (30/4) mengatakan tuduhan perdana menteri Israel terhadap Iran bertujuan mempengaruhi keputusan mendatang Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan nuklir Iran, kata Press TV.

"Apa yang kami lihat dari (pernyataan yang disiarkan oleh televisi) Benjamin Netanyahu tak ada apa-apa selain tayangan yang tak masuk akal dan kekanak-kanakan," kata Araghchi kepada Press TV pada Senin.

Tuduhan tersebut adalah pengulangan dari pidato Netanyahu pada masa lalu, kata Araghchi. Ia menambahkan tuduhan semacam itu terhadap Teheran sudah dibuktikan tidak benar oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Netanyahu berusaha mempengaruhi keputusan mendatang Trump mengenai kesepakatan nuklir internasional Iran 2015, atau JCPOA, tapi Teheran siap menghadapi setiap skenario Trump, katanya.

Netanyahu pada Senin mengungkapkan dalam satu taklimat apa yang ia sebut "prestasi besar intelijen" mengenai program nuklir Iran, beberapa jam setelah pertemuan darurat kabinet. Dengan "salinan ratusan ribu dokumen dan file digital", Netanyahu mengatakan ia "memiliki bukti Iran telah berusaha memperoleh tenaga nuklir bahkan setelah negara itu pada 2015 menandatangani kesepakatan yang mengekang program nuklirnya".

Ia mengatakan dokumen tersebut dipindahkan ke satu lokasi rahasia di Teheran setelah kesepakatan itu ditandatangani. Hanya sejumlah terbatas orang Iran dan "segelintir orang Israel" memiliki akses ke "setengah ton" dokumen, kata pemimpin Israel tersebut.

Netanyahu telah lama mengecam kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani antara Iran dan enam negara besar dunia. Araghchi mengatakan Iran tak peduli dengan tuduhan Netanyahu.

Dalam satu penampilan di televisi pada Senin, Netanyahu mengungkapkan "file yang diduga diperoleh oleh lembaga intelijen Israel dari "arsip rahasia nuklir Iran", dan mengatakan file tersebut membuktikan Iran secara diam-diam telah membuat senjata nuklir.

Kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani pada Juli 2015, dirancang untuk membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan bagi peringanan sanksi internasional atas Iran. "Bahkan setelah kesepakatan, Iran terus memelihara dan mengembangkan pengetahuan senjata nuklirnya bagi penggunaan masa depan" di lokasi uji-coba nuklir Fordow, kata Netanyahu.

Pengungkapan itu dilakukan sebelum tenggat Trump pada 12 Mei untuk memutuskan apakah akan memperpanjang peringan atas sanksi yang berkaitan dengan nuklir atas Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement