Rabu 16 May 2018 09:53 WIB

Kuwait Ajukan Rancangan Resolusi Lindungi Rakyat Palestina

Puluhan kematian telah membayangi peresmian Kedubes AS di Yerusalem.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Demonstasi di Cape Town, Afrika Selatan, Selasa (15/5), menentang penggunaan kekerasan mematikan tentara Israel kepada warga Palestina di perbatasan Gaza pada Senin (14/5).
Foto: AP Photo/Nasief Manie
Demonstasi di Cape Town, Afrika Selatan, Selasa (15/5), menentang penggunaan kekerasan mematikan tentara Israel kepada warga Palestina di perbatasan Gaza pada Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kuwait mengatakan akan mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk melindungi rakyat Palestina. Dubes Kuwait untuk DK PBB Mansour Al-Otaibi mengatakan proposal itu akan diserahkan pada Rabu (16/5).

"Rancangan itu akan diedarkan paling mungkin besok dan akan dirancang untuk melindungi Palestina dan memberikan perlindungan internasional bagi warga sipil," ujar Al-Otaibi, dikutip Gulf News.

Kuwait saat ini adalah anggota tidak tetap DK PBB. DK PBB telah mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (15/5) membahas mengenai bentrokan yang terjadi di perbatasan Gaza-Israel. Pertemuan itu dilakukan di markas besar PBB di New York yang dimulai dengan mengheningkan cipta untuk menghormati 61 warga Palestina yang tewas pada Senin (14/5) karena tembakan tentara Israel.

(Baca juga: 'Tindakan Israel di Palestina Genosida')

Puluhan kematian telah membayangi peresmian relokasi Kedutaan Besar AS untuk Israel di Yerusalem dari Tel Aviv. Peresmian itu dihadiri langsung putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump dan suaminya Jared Kushner.

Koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov mengatakan siklus kekerasan di Gaza perlu diakhiri. "Karena jika tidak, aksi itu akan meledak dan menyeret semua orang di wilayah ke dalam konfrontasi mematikan lainnya," kata Mladenov.

Namun Duta Besar AS Nikki Haley justru menyindir agresi Iran di Timur Tengah. Ia juga mengutuk standar ganda PBB serta mengutuk provokasi Hamas, dan mengatakan Israel telah bertindak dengan menahan diri. "Tidak ada negara yang akan bertindak dengan lebih menahan diri daripada Israel," kata Haley.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement