Kamis 17 May 2018 15:46 WIB

Utusan PBB Serukan Turunkan Ketegangan di Suriah

De Mistura mengingatkan kondisi Idlib bisa lebih buruk dari Ghouta Timur

Kondisi pusat kota Idlib, Suriah
Foto: The Guardian
Kondisi pusat kota Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Utusan Khusus PBB untuk Krisis Suriah, Staffan de Mistura, pada Rabu (16/5) menyerukan diturunkannya ketegangan di Suriah baik di tingkat regional maupun internasional. Ia juga meminta dihidupkannya kembali proses politik di Suriah.

"Diturunkannya ketegangan penting, antara pelaku Suriah dan internasional, bagi di tingkat regional maupun global. Kami berharap para pelaku terkait dapat kembali menegakkan sebagian peraturan jalan yang menyeluruh sehubungan dengan itu," kata de Mistura di Dewan Keamanan PBB.

Ia memperingatkan bahwa laporan baru-baru ini mengenai pertempuran di Suriah yang melibatkan Israel dan Iran adalah tanda mengenai peningkatan yang mengkhawatirkan bagi situasi yang tak pernah disaksikan di wilayah tersebut sejak 1973. Walaupun tuduhan mengenai saling-serang tak bisa diabsahkan dalam segala segi, bahkan gambaran yang tidak lengkap memperlihatkan jalur yang mengganggu mengenai bentrokan internasional yang lebih sering dan lebih banyak mengenai Suriah, kata de Mistura melalui telekonferensi video dari Jenewa.

De Mistura juga menyampaikan keprihatinan mengenai situasi yang daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib, demikian laporan Xinhua, Kamis (17/5). Ia memperingatkan bahwa jika Idlib mengulangi apa yang telah terjadi di Ghouta Timur, konsekuensinya akan jauh lebih buruk.

photo
Seorang anak yang keluar dari tempat pengungsian yang tidak layak di Idlib, Suriah

 

Serangan Pemerintah Suriah terhadap daerah kantung yang dikuasai gerilyawan Ghouta Timur di dekat Ibu Kota Suriah, Damaskus, mengakibatkan pengungsian banyak orang sebelum pasukan pemerintah merebut kembali wilayah tersebut pada April. Ia berbicara mengenai 110.000 orang yang telah diungsikan ke bagian barat-laut Suriah dan daerah Perisai Eufrat dalam dua bulan belakangan.

"Banyak orang dilaporkan mengalami trauma dan sangat memerlukan bantuan serta perlindungan," kata de Mistura kepada Dewan Keamanan.

"Jika kita melihat skenario Ghouta di Idlib, ini dapat enam kali lebih buruk, saya ulangi, enam kali lebih buruk, dan mempengaruhi 2,3 juta orang di sana. Separuh di antara mereka adalah IDP (orang yang jadi pengungsi di dalam negeri mereka), yang takkan memiliki tempat untuk pergi sebab tak ada tempat lain untuk mereka singgahi jika mereka dipaksa pergi dari sana," katanya.

Ia juga memperingatkan peningkatan situasi di Idlib atau di daerah lain di bagian barat-laut Suriah mungkin menimbulkan resiko bukan hanya buat warga sipil Suriah. Tapi juga bagi keamanan dan perdamaian internasional, sebab di banyak daerah terdapat pasukan asing dan internasional.

"Konflik di sana dapat menyulut bentrokan dengan pasukan itu, sehingga keadaan bisa terperosok dari lereng licin ke arah konflik regional, atau berpotensi internasional. Oleh karena itu, pembahasan internasional mengenai cara mencegah ini, mengenai penurunan ketegangan khususnya, diperlukan dan dilangsungkan, tapi perlu sangat aktif," kata de Mistura.

Meskipun demikian, de Mistura mengatakan ia terdorong oleh babak paling akhir pembicaraan di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, tempat tiga negara penjamin yaitu Rusia, Iran dan Turki, terlibat secara aktif mengenai cara menghindari skenario kasus terburuk di Idlib.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement