Senin 04 Jun 2018 17:04 WIB

Israel Turut Campuri Kesepakatan Nuklir Iran

PM Israel akan bertemu pemimpin negara-negaa Eropa untuk membahas kesepakatan nuklir.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Gali Tibbon
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwalkan terbang ke Eropa pada Senin (4/6) pagi. Ia akan menemui sejumlah pemimpin negara Eropa untuk membahas kesepakatan nuklir Iran.

"Saya akan mengangkat dua masalah: Iran dan Iran," kata Netanyahu kepada wartawan sebelum memulai perjalanannya, seperti dilaporkan laman Haaretz.

"Pertama: Kebutuhan untuk mempertahankan tekanan terhadap kesepakatan nuklir, kita perlu mengintensifkan tekanan itu. Hal ini mungkin tidak memiliki konsensus sekarang, tetapi seiring waktu saya pikir pemahaman seperti itu akan terbentuk," ujarnya mepaparkan.

Netanyahu mengatakan, masalah kedua yang akan ia angkat di Eropa adalah upaya untuk mencegah Iran membangun kehadiran militernya di Suriah. "Mengenai hal ini saya berharap dapat membentuk kebijakan bersama," ujarnya.

Sejak Amerika Serikat (AS) menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, Netanyahu telah berbicara di telepon dengan tiga pemimpin Eropa, yaitu Jerman, Prancis, dan Inggris. Ia berupaya untuk membujuk mereka agar mendukung tekanan Amerika terhadap Iran dan mendukung Israel dalam melawan pasukan Iran.

Israel dan AS berharap penarikan AS dari kesepakatan itu akan mengarah pada perubahan dalam pakta yang dinilai telah kadaluwarsa dan dalam program rudal jarak jauh Iran. Di sisi lain, para pemimpin Eropa bersama dengan Cina dan Rusia, masih mendukung kesepakatan nuklir itu.

Negara-negara itu telah mendiskusikan masa depan kesepakatan tersebut dengan Iran. Terlebih setelah ada ancaman sanksi ekonomi dari AS dan syarat-syarat keras yang ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk rezim Iran agar memulai pembicaraan tentang kesepakatan nuklir baru.

"Tentu saja, saya akan mengulangi kebenaran yang tidak berubah, Israel tidak akan mengizinkan Iran untuk memiliki senjata nuklir," ujar Netanyahu dalam rapat kabinet mingguan, Ahad (3/6).

"Saya juga akan bersikeras pada prinsip dasar, Israel mempertahankan- dan akan terus mempertahankan -kebebasan bertindak terhadap kehadiran militer Iran di mana saja di Suriah. Saya baru-baru ini membahas masalah ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan ... Pompeo," ujarnya.

Sumber-sumber diplomatik Israel mengatakan, dalam pembicaraan dengan Pompeo dan Putin, Netanyahu telah menekankan Iran untuk meninggalkan Suriah sepenuhnya, tidak hanya menjauh dari perbatasan. Menurut sumber-sumber tersebut, Netanyahu telah menekankan Israel akan terus mempertahankan kebebasan tindakan militer sesuai dengan kebutuhan keamanannya.

Kunjungan Netanyahu ke Eropa akan dimulai di Berlin, tempat Netanyahu akan bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Di malam hari, dia akan terbang ke Paris dan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Elysee pada Selasa (5/6).

Dia menuturkan, Israel akan memperingati 70 tahun persahabatan dengan Prancis. Netanyahu akan meluncurkan pekan budaya Israel-Perancis dan bertemu dengan para pemimpin komunitas Yahudi dan eksekutif Prancis di sebuah acara yang mempromosikan hubungan perdagangan kedua negara.

Pada Rabu (6/6), ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. Netanyahu juga dijadwalkan bertemu dengan anggota parlemen Inggris.

Merkel, Macron, dan May diperkirakan akan membahas eskalasi yang terjadi di Jalur Gaza dan menuntut proporsionalitas Israel dalam memberikan tanggapan. Dalam beberapa pekan terakhir, ketiga negara tersebut telah menyatakan keprihatinan besar atas aksi pembunuhan tentara Israel di Jalur Gaza.

Mereka juga diperkirakan akan membahas penghancuran dan pengusiran warga Palestina di Area C Tepi Barat, yang berada di bawah kendali total Israel. Negara-negara Eropa, terutama Jerman, telah menginvestasikan uang dan upaya diplomatik dalam membawa bantuan kemanusiaan ke Area C dan mereka akan memprotes tindakan Israel di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement