Jumat 22 Jun 2018 13:03 WIB

Saudi Luncurkan Kampanye Mengemudi Aman untuk Perempuan

Para perempuan akan dikenalkan pada peraturan keselamatan jalan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Wanita Arab Saudi mengemudikan mobil.
Foto: saudigazette.com
Wanita Arab Saudi mengemudikan mobil.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Campuran rasa gembira dan khawatir tengah menyelimuti masyarakat Arab Saudi. Saat ini mereka sedang menunggu pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan pada 24 Juni mendatang.

Dua hari lagi, perempuan Saudi akan mengemudi seperti pria untuk pertama kalinya. Sebagai bagian dari persiapan menyambut momen bersejarah ini, Arab Saudi meluncurkan kampanye keselamatan mengemudi bagi perempuan pada Kamis (21/6).

Kampanye yang dilakukan selama tiga hari ini bertajuk 'Serahkan Diri pada Tuhan dan Mengemudilah'. Kampanye bertujuan mendorong pengemudi perempuan meningkatkan kesadaran akan teknik mengemudi dan peraturan keselamatan.

Dalam sebuah pernyataan di akun Twitter resminya, Kementerian Informasi Arab Saudi mengumumkan kampanye akan diadakan di Riyadh, Dammam, Jeddah, dan Tabuk. Para perempuan akan dikenalkan pada peraturan keselamatan jalan dan dibantu melawan rasa takut.

"Kampanye akan menggunakan simulator elektronik untuk membantu membiasakan perempuan dengan teknik menggunakan mobil," kata pernyataan itu.

Kementerian berharap kampanye ini membantu menanamkan prinsip keselamatan. Kampanye juga menekankan kepada pengendara perempuan pentingnya menggunakan sabuk pengaman.

Selebaran yang dibagikan secara daring bahkan turut mengajarkan perempuan cara memarkir mobil. Sejumlah pengguna media sosial juga berbagi foto tempat parkir khusus perempuan di beberapa tempat.

Dengan menggunakan tanda pagar (tagar) kampanye, para pengguna media sosial turut berbagi kiat dan saran kepada pengemudi wanita tentang cara menghindari kecelakaan. Mereka juga menjelaskan mengenai cara mengemudi tanpa membahayakan pejalan kaki dan pengemudi lainnya.

Keputusan yang sudah lama ditunggu untuk memungkinkan perempuan mengemudi, pertama kali diumumkan tahun lalu. Keputusan ini merupakan bagian dari rencana Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk mereformasi negara yang konservatif itu.

photo

Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menandatangani keputusan kerajaan pada September 2017. Keputusan itu mengatakan, perempuan akan diizinkan mengemudi sesuai dengan hukum Islam.

Sebelumnya, Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak mengizinkan perempuan mengemudi. Menurut penulis dan analis Arab, Hana al-Khamri, peluncuran kampanye keselamatan mengemudi oleh pemerintah merupakan inisiatif yang baik.

"Ada banyak kampanye yang diluncurkan oleh pemerintah, beberapa di antaranya adalah sekolah mengemudi bagi perempuan," kata al-Khamri, dikutip Aljazirah.

Beragam reaksi telah ditumpahkan ke media sosial menjelang pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan Saudi. Meski banyak pihak yang siap menyambutnya dengan antusiasme, ada pula yang khawatir akan dampaknya.

"Sejujurnya saya tidak berpikir masyarakat siap untuk keputusan ini. Orang-orang masih khawatir mengenai kecerobohan pengemudi laki-laki. Lalu apa yang akan terjadi ketika wanita mulai mengemudi?" kata seorang wanita Saudi berusia 28 tahun yang tidak menyebutkan namanya.

Sementara Omar, seorang pengusaha di Jeddah, mengaku takut ibu dan saudara perempuannya yang mengemudi akan mendapatkan pelecehan. "Ibu dan saudara perempuan saya telah mendapatkan lisensi, tetapi mengemudi (di Arab Saudi) sedikit menakutkan," ungkapnya.

Awal bulan ini, Arab Saudi telah mengeluarkan surat izin mengemudi untuk 10 perempuan Saudi yang menukar lisensi internasional mereka dengan lisensi nasional di Departemen Lalu Lintas Umum. Kementerian Informasi mengatakan, sekitar 2.000 lisensi akan dikeluarkan dalam beberapa minggu mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement