Senin 25 Jun 2018 07:46 WIB

Assad: Konflik Suriah, Perang Internasional

AS berusaha menyusun peta politik dunia.

Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengatakan konflik di Suriah bukan perang saudara, melainkan perang internasional. Hal itu disampaikan Assad saat wawancara dengan NTV Rusia, yang isinya disiarkan oleh kantor berita SANA, Ahad (24/6).

Assad mengatakan, AS berusaha menyusun kembali peta politik, termasuk kemungkinan militer dunia. Ia menilai, Suriah adalah medan perang utama, setidaknya di Timur Tengah, buat AS menyusun peta tersebut. 

Seperti dikutip Xinhua, menurut Assad, berbicara dengan Amerika Serikat sekarang tidak ada gunanya dan cuma buang-buang waktu. Ia menjelaskan perang internasional ialah antara pasukan yang mendukung terorisme dan pasukan lain yang menginginkan perdamaian.

"Ketika anda berbicara mengenai kepentingan, anda mendapati bahwa perang ini adalah antara kekuatan utama, antara Amerika Serikat dan sekutu Baratnya --yang mendukung teroris untuk mewujudkan hegemoni mereka-- dan pihak Rusia bersama sekutunya, yang sasarannya ialah memerangi terorisme dan memulihkan hukum internasional," katanya.

Presiden Suriah tersebut juga mengatakan kehadiran militer dan politik Rusia di Suriah penting untuk mencapai keseimbangan internasional. Pemerintah Suriah berharap Rusia terus memerangi terorisme dan memelihara keseimbangan internasional.

Di tingkat domestik, Assad mengatakan penyelesaian politik bagi krisis Suriah sepenuhnya akan menjadi penyelesaian rakyat Suriah.  Ia menambahkan, setiap pembaruan undang-undang dasar di Suriah mesti berlangsung melalui referendum nasional sejalan dengan keinginan rakyat Suriah.

Sementara itu, Jet Rusia menyerang sebuah kota yang dikuasai oposisi di Suriah barat daya pada Ahad (24/6). Sumber oposisi mengatakan hal itu merupakan upaya Moskow untuk memperluas serangan tentara Suriah dalam merebut kembali wilayah strategis yang berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Dua pusat pelacakan yang memantau pergerakan pesawat militer mencatat setidaknya 20 serangan di Busra al Harir, timur laut Deraa, sebuah kota di Suriah.
"Kami telah melacak satu serangan tiba-tiba dari lima jet Rusia yang melakukan 25 serangan," kata salah seorang narasumber.

Ia mengatakan jet perang berasal dari pangkalan udara Hmeimim Rusia di provinsi pantai barat Latakia di Suriah. Sejauh ini, pasukan pemerintah Suriah  telah menggunakan artileri, roket, dan pesawat tempur Rusia  untuk pemulihan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement