Senin 25 Jun 2018 13:23 WIB

Ledakan Rudal di Riyadh Getarkan Gedung KBRI

Cahaya dari benturan rudal sangat menyilaukan mata.

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Empat rudal balistik yang meluncur di langit ibu kota Arab Saudi, Riyadh, Ahad malam (24/6) sekitar pukul 20.40 waktu setempat meledak di udara setelah diadang rudal Patriot milik Saudi. Ledakan rudal menyebabkan getaran keras pada kaca gedung Kedutaan Besar RI yang berada di kawasan Diplomatic Quarter.

"Saat kejadiaan itu saya masih berada di ruangan KBRI dan tiba-tiba ada suara menggelegar dan semua kaca bergetar. Saya turun dari lantai tiga dan ponsel saya berdering ada panggilan dari istri yang juga ketakutan karena suara gemuruh tersebut," kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Senin (25/6).

Dia mengatakan petugas keamanan KBRI Syamsuddin memastikan ada rudal yang diadang rudal Patriot milik Saudi. "Syamsuddin tidak berhasil mengabadikan tabrakan rudal tersebut karena cahaya dari benturan itu sangat menyilaukan mata," kata Duta Besar Agus Maftuh.

Ia mengatakan guna mengantisipasi kemungkinan terburuk dari peristiwa-perisiwa semacam itu dan melindungi WNI yang tinggal di Saudi, KBRI sudah menyiapkan tim penanganan krisis atau "Crisis Management Team" (CMT) yang dikomandani Atase Pertahanan KBRI, Kol Inf Drajat Bima Yoga. Menurut Agus Maftuh, tim ini akan bergerak secara cepat dalam mengevakuasi WNI yang berada di kawasan rawan, seperti Najran dan Jizan yang berada di perbatasan Saudi-Yaman.

Dalam surat pribadi kepada Duta Besar RI, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Abdulaziz bin Saud bin Naif bin Abdulaziz Al Saud, menegaskan Saudi berkomitmen melindungi semua warga Indonesia yang berada di Saudi dari serangan rudal-rudal tersebut. "Pangeran Abdulaziz juga menegaskan Angkatan Udara Saudi mampu menangkis serangan-serangan tersebut," kata Dubes Agus.

Juru Bicara Pasukan Koalisi Arab untuk Mendukung Legitimasi di Yaman, Kol. Turki Al-Maliki dalam keterangan resmi yang disiarkan oleh Kantor Berita Saudi Press Agency (SPA) menyatakan pada pukul 20.39 waktu setempat, Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi (RSADF) telah berhasil mencegat dua rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Sa'dah, Yaman yang mengarah ke tengah kota Riyadh. Sejauh ini, belum ada informasi mengenai jumlah korban akibat serangan rudal tersebut.

Informasi dari lapangan menyebutkan sebagian pecahan rudal jatuh di sebuah titik di dalam kawasan Diplomatic Quarter (DQ) dimana semua kedutaan besar berada. Penjagaan pintu masuk ke DQ diperketat beberapa saat setelah jatuhnya pecahan rudal tersebut.

Baca juga: Houthi Luncurkan Rudal ke Ibu Kota Saudi, Riyadh

Serangan rudal ke Riyadh pada Ahad malam itu adalah yang kelima setelah beberapa serangan sebelumnya pada 4 November 2017 yang menargetkan Bandara International King Khaled. Serangan-serangan sesudah itu terjadi pada 19 Desember 2017, serangan tiga rudal pada 25 Maret 2018 dan menyebabkan tewasnya seorang warga negara Mesir akibat terkena pecahan rudal, serta pada 9 Mei 2018.

Jumlah total rudal balistik yang berhasil dicegat oleh Angkatan Bersenjata Saudi lebih dari 155 buah. Sebagian besar rudal-rudal itu masuk ke wilayah Jizan dan Najran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement