Jumat 29 Jun 2018 09:03 WIB

Abadi Perintahkan Eksekusi Anggota ISIS yang Divonis Mati

Lebih dari 300 orang telah dijatuhi hukuman mati.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Irak, Haidar al-Abadi.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Irak, Haidar al-Abadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi memerintahkan eksekusi segera terhadap semua terpidana teroris kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (29/6), Abadi memerintahkan eksekusi segera terhadap teroris yang dijatuhi hukuman mati dan hukumannya telah melewati seluruh tahapan, termasuk banding.

Baghdadi telah bersumpah untuk membalas kematian mereka yang ditahan ISIS. Jasad para tahanan ditemukan di sepanjang jalan raya di utara ibukota, Baghdad, sehari sebelumnya.  "Pasukan keamanan dan militer kami akan melakukan pembalasan yang kuat terhadap sel-sel teroris ini," katanya kepada para pejabat militer senior dan para menteri.

Abadi berjanji  akan membunuh atau menangkap pelaku  kejahatan itu. Menurut tentara, mayat-mayat yang ditemukan pada Rabu (27/6)  di Tel Sharaf di Provinsi Salaheddin, membusuk dan telah diikat dengan rompi peledak.

Mereka termasuk enam korban penculikan yang muncul dalam sebuah video IS dengan wajah yang luka  parah. ISIS mengklaim mereka adalah petugas polisi Irak atau anggota pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi.

Menurut sumber peradilan pada  April, lebih dari 300 orang, termasuk sekitar 100 wanita asing, telah dijatuhi hukuman mati di Irak. Ratusan lainnya dipenjara seumur hidup karena sebagai anggota  ISIS. 

Sebagian besar wanita yang divonis berasal dari bekas republik Soviet. Sementara seorang pria Rusia dan seorang warga negara Belgia juga berada di ambang kematian.

Baca juga,  Irak Luncurkan Serangan Udara Terhadap ISIS. 

Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember setelah mengusir militan dari semua pusat kota termasuk Mosul. Namun militer Irak terus melakukan operasi yang menargetkan sebagian besar wilayah gurun di sepanjang perbatasan  dengan Suriah.

Awal bulan ini, emerintah Irak melucurkan serangan terhadap militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) yang berada di Suriah. Serangan dilakukan menggunakan pesawat tempur f-16 yang membidik daerah operasi kelompok militan tersebut.

Pemerintah Irak beberapa kali juga meluncurkan serangan udara guna melemahkan kekuatan ISIS di Suriah. Serangan rutin dilakukan sejak tahun lalu telah mendapat persetujuan dari Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Serangan juga mendapat izin dari koalisi Amerika Serikat (AS) yang juga memerangi kelompok ekstremis tersebut di kawasan. Irak juga mendapatkan dukungan dari Rusia dalam melakukan serangan tersebut.

ISIS sempat menguasai sepertiga teritorial Irak. Meski demikian, kelompok militan itu berhasil didepak dari Irak namun masih memiliki ancaman di perbatasan Irak-Suriah.

Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mendeklarasikan kemenangan Baghdad dalam peperangan kontra ISIS pada Desember tahun lalu. Kendati, ekstremis itu tetap melakukan sejumlah serangan. penyergapan, pembunuhan hingga bom bunuh diri melalui perbatasan Irak-Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement