Jumat 29 Jun 2018 09:48 WIB

Netanyahu: Ekonomi Iran Kacau karena Sanksi Baru AS

Netanyahu mengatakan Iran membuat senjata nuklir untuk digunakan terhadap Israel.

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: EPA/Jim Hollander
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sanksi baru AS atas Iran telah mengacaukan ekonomi negara tersebut, Kamis (28/6). "Iran terperosok ke dalam kekacauan ekonomi akibat pemberlakuan kembali sanksi," kata Netanyahu dalam acara kelulusan pilot di Pangkalan Angkatan Udara Harzerim di Israel Selatan.

Ia mengatakan upaya pemerintahnya meningkatkan sanksi atas Iran efektif. "Negara dan perusahaan meninggalkan pasar Iran. Demonstrasi massa di Iran memperlihatkan upaya kita menempatkan Iran di posisinya membuahkan hasil," kata Netanyahu.

Netanyahu menyatakan protes baru-baru ini di Iran adalah awal dari ketidakpuasan rakyat yang lebih luas. "Rakyat Iran merasakan di kantung mereka konsekuensi dari fanatisme fundamentalis penguasa mereka," katanya.

Netanyahu, penentang keras kesepakatan nuklir dengan Iran, kembali menyampaikan sikapnya Iran berusaha membuat senjata nuklir untuk digunakan terhadap Israel. Iran membantah sedang berusaha membuat bom atom dan mengatakan program nuklirnya semata-mata bertujuan damai.

Netanyahu, yang memperingatkan Iran ingin menghancurkan Israel, menyatakan Israel takkan membiarkan Iran membuat senjata nuklir. Pada saat yang sama, israel terus menerapkan tindakan keras terhadap rencana Iran mengubah Suriah menjadi pangkalan rudal mematikan terhadap Israel.

Pernyataannya dikeluarkan sebelum pertemuan puncak yang dijadwalkan pada 16 Juli di Finlandia antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari AS Donald Trump. Pertemuan itu diperkirakan akan membahas tuntutan Israel agar Iran menarik pasukannya ke luar Suriah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement