Jumat 13 Jul 2018 23:00 WIB

Serangan udara di Suriah, 54 Orang Tewas

Koalisi pimpinan Amerika Serikat menyatakan akan menyelidiki serangan tersebut

Rep: Marniati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dalam gambar yang diambil oleh Angkatan Laut AS, kapal penjelajah kendali-rudal USS Monterey (CG 61) menembakkan rudal Tomahawk ke Suriah, Sabtu, (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: Letnan john Matthew Daniels / Angkatan Laut AS melalui AP
Dalam gambar yang diambil oleh Angkatan Laut AS, kapal penjelajah kendali-rudal USS Monterey (CG 61) menembakkan rudal Tomahawk ke Suriah, Sabtu, (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sebuah serangan udara terjadi di  wilayah yang dikuasai ISIS di  Timur Suriah. Serangan ini menewaskan 54 orang termasuk 28 warga sipil.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan serangan udara menghantam daerah dekat kota al-Sousa dan al-Baghouz Fawkani pada  Kamis (12/7).

Juru bicara koalisi pimpinan AS, Kolonel Sean Ryan, mengatakan pasukan koalisi mungkin telah melakukan penyerangan di sekitarnya. Koalisi akan menyelidiki terkait adanya laporan dari warga sipil.

"Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut saat ini," tambahnya.

Koalisi pimpinan AS sedang berjuang untuk menghancurkan sisa-sisa ISIS di kedua sisi perbatasan antara Suriah dan Irak. Mereka beroperasi di Suriah  untuk mendukung Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sebuah aliansi milisi yang mencakup suku Kurdi.

Observatorium mengatakan serangan itu telah menargetkan sebuah pabrik es di timur Sousa beberapa kilometer dari perbatasan dengan Irak. Sebagian besar warga sipil yang tewas adalah orang Irak.

Korban tewas bisa meningkat karena masih banyak korban luka termasuk beberapa orang dalam kondisi kritis.

Laporan sebelumnya oleh kantor berita negara Suriah SANA dan koran pro-Damaskus al-Watan menuduh koalisi pimpinan AS melakukan serangan udara. Reuters tidak bisa secara independen memverifikasi laporan-laporan itu.

ISIS sebagian besar dikalahkan di sebagian besar wilayah Irak dan Suriah tahun lalu. Tetapi militan  masih beroperasi di padang pasir dekat perbatasan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement