Rabu 18 Jul 2018 16:04 WIB

Israel Ancam Warga Suriah Pencari Bantuan di Perbatasan

Warga Suriah mencari perlindungan di dekat perbatasan Israel.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.
Foto: AP/Ariel Schalit
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, GOLAN -- Israel memperingatkan puluhan warga Suriah yang mendekati Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Selasa (17/7). Warga Suriah itu berupaya mencari bantuan atau perlindungan dari serangan pemerintah Suriah yang didukung Rusia. Namun, mereka justru mendapatkan peringatan dari tentara Israel agar menjauh dari wilayah itu.

Puluhan ribu warga Suriah telah memadati Golan dalam sebulan terakhir. Mereka melarikan diri dari serangan di sekitar wilayah dekat Yordania dan Israel. Hal itu menimbulkan tekanan pada kedua negara tetangga untuk memperpanjang bantuan.

"Kembalilah sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Jika Anda ingin kami dapat membantu Anda, kembalilah," ujar seorang perwira tentara Israel di pagar perbatasan. Pagar itu sebagian dipagari dengan ladang ranjau.

Israel menolak memberikan suaka kepada warga Suriah, yang secara teknis sedang berperang. Tetapi, Israel telah menerima ribuan dari mereka untuk perawatan medis.

"Saya pikir kami benar-benar telah melakukan semua yang bisa dilakukan. Kami tidak siap menerima bahkan satu pengungsi. Itu bukan pekerjaan kami. Ada banyak negara Arab, negara kaya," kata Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman kepada stasiun radio Tel Aviv 103 FM.

Israel merebut sebagian besar Golan pada 1967 saat bertempur dengan Suriah dan mencaplok dataran tinggi strategis itu. Namun langkah Israel itu tidak diakui di dunia internasional. Bantuan Israel, yang ditransfer oleh kelompok-kelompok kemanusiaan internasional, mengalir melintasi garis gencatan senjata 1974 ke sebuah zona penyangga yang dipantau oleh PBB. Di sana banyak pengungsi  berkemah. Mereka berharap tentara Assad akan membawa mereka pulang.

Orang-orang Suriah yang mendekati pagar berhenti sekitar 200 meter. "Anda berada di perbatasan Negara Israel. Kembalilah, kami tidak ingin menyakitimu," ujar seorang tentara Israel.

Kerumunan, termasuk wanita dan anak-anak, kemudian berjalan kembali perlahan ke arah perkemahan pengungsi. Beberapa berhenti di tengah jalan dan melambai-lambaikan kain putih ke arah garis Israel.

Seorang perwira Israel, mengatakan iring-iringan warga Suriah  ke arah pagar perbatasan  telah terjadi sebelumnya. "Ini cara mereka memberi isyarat bahwa mereka membutuhkan persediaan baru," katanya.

Assad telah berhasil merebut banyak wilayah Suriah tanpa perlawanan dari musuh asingnya. Amerika Serikat, yang pernah mempersenjatai para militan di wilayah selatan, mengatakan tidak akan  melakukan intervensi ketika serangan itu berlangsung bulan lalu. PBB mengatakan pekan lalu 160 ribu warga Suriah telah melarikan diri ke provinsi Quneitra, dekat dengan Golan.

Siaran TV negara Suriah dari al-Haara, menampilkan tentara pemerintah yang melambai-lambaikan senapan dan memegang foto Assad. Mereka merayakan kemenangannya. "Kami akan membebaskan semua Suriah," kata salah seorang dari mereka.

Israel telah mengancam akan menanggapi setiap upaya oleh pasukan Suriah yang menyebar di zona pelepasan. Israel tidak ingin pasukan Iran dan Hizbullah, membentuk front Suriah sendiri untuk melawan Israel. Sementara, Israel telah meminta Moskow untuk campur tangan.

Televisi al-Manar yang dikuasai Hizbullah mengatakan tentara Suriah telah merebut salah satu daerah yang dikuasai pemberontak terakhir di provinsi Deraa, al-Aliyeh. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan sedikitnya 14 orang tewas ketika pasukan pemerintah membombardir desa dekat Ain al-Tineh 10 km dari perbatasan Golan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement