Ahad 05 Aug 2018 08:05 WIB

Rusia Surati Jenderal AS, Ini Isinya

Rusia ajukan kerja sama dengan AS menyangkut pengungsi Suriah.

Bom yang meledakkan pengungsi Suriah, Sabtu (15/4).
Foto: Thiqa News via AP
Bom yang meledakkan pengungsi Suriah, Sabtu (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (4/8) memastikan telah mengajukan usulan kerja sama dengan Amerika Serikat menyangkut pengungsi Suriah dan pembersihan ranjau. Usulan Rusia itu disampaikan dalam surat, yang dikirimkan kepada jenderal utama AS pada Juli.

"Usul tentang pengungsi itu mencakup masalah perkampungan pengungsi di Rukban," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan.

Dalam surat itu, kepala staf militer Rusia Valery Gerasimov, menyatakan Moskow siap melakukan pembicaraan dengan Damaskus soal jaminan keselamatan bagi pengungsi yang terdampar di Rukban. Rusia juga siap membantu upaya menciptakan keadaan yang diperlukan bagi pengungsi untuk dapat kembali ke tanah air mereka.

Rukban terletak di dalam zona penurunan konflik sepanjang 55 kilometer yang ditentukan oleh Amerika Serikat guna memastikan keamanan garnisunnya yang dekat dengan perbatasan Irak-Suriah. "Proposal itu juga dibuat untuk melakukan koordinasi pembersihan ranjau kemanusiaan, termasuk di Raqqa, dan masalah-masalah kemanusiaan lainnya yang menjadi prioritas," kata kementerian Rusia itu.

Reuters melaporkan soal surat itu pada Jumat dengan mengutip nota pemerintah Amerika Serikat.

Baca juga,  Rusia Tarik 1.140 Personel Militer dari Suriah.

Sebelumnya Rusia dikabarkan secara perlahan mengurangi jumlah pasukannya di Suriah. Vladimir Putin mengatakan, pada Juni lalu negaranya telah menarik lebih dari 20 pesawat dan 1.140 personel militer dari Suriah. Rusia memang sedang berupaya mengurangi kehadiran militernya di Suriah.

"Penarikan ini berlanjut sekarang. Hanya dalam beberapa hari terakhir, 13 pesawat, 14 helikopter, dan 1.140 personel militer telah ditarik keluar dari Suriah," kata Putin pada Kamis (28/6), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Sejak Desember tahun lalu, Putin telah memerintah Kementerian Pertahanan Rusia untuk mulai menarik pasukan dan armada militernya dari Suriah. Menurut Putin, selama dua tahun menggelar operasi militer di Suriah, pasukan Rusia bersama tentara Suriah telah berhasil memukul perlawanan kelompok teroris di negara tersebut. "Mengingat hal ini, saya telah mengambil keputusan, sebagian besar kontingen militer Rusia yang tinggal di Suriah untuk kembali ke rumah, ke Rusia," ujarnya.

Putin pun mengapresiasi totalitas pasukannya dalam menggempur dan menumpas kelompok milisi di Suriah. Walaupun beberapa di antara mereka harus merelakan nyawanya. "Kami tidak akan pernah melupakan kematian dan kerugian yang diderita dalam pertempuran antiteror, baik di Suriah maupun Rusia," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement