Kamis 06 Sep 2018 14:41 WIB

Pakistan akan Bawa Taliban ke Meja Perundingan

AS meminta Pakistan berperan dalam rekonsiliasi di Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kelompok Taliban.
Foto: Reuters
Kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan akan membantu Amerika Serikat (AS) membawa Taliban ke meja perundingan dalam rangka rekonsiliasi Afghanistan. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi seusai bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Islamabad, Rabu (5/9).

Qureshi mengungkapkan, AS menginginkan Pakistan memainkan perannya terkait negosiasi dan rekonsiliasi di Afghanistan. Menurutnya, hal itu memang sejalan dengan keinginan dan kebijakan negaranya.

"Kami menginginkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dan saya telah sepenuhnya meyakinkan mereka (AS) dalam hal ini," kata Qureshi, dikutip laman Anadolu Agency.

Qureshi dan Pompeo sepakat bahwa saat ini kondisi Afghanistan kondusif untuk mengintensifkan upaya penyelesaian politik. Keduanya menyatakan akan bekerja sama dalam mewujudkan hal tersebut.

Qureshi pun sempat mengomentari tentang keputusan AS membatalkan bantuan militer sebesar 300 juta dolar untuk negaranya. Menurutnya, Pakistan dengan AS memang tak memiliki hubungan memberi dan menerima. "Kami adalah bangsa yang berdaulat, dan kami tidak ingin berbicara tentang uang tetapi tentang prinsip," ujarnya.

Menurutnya, kunjungan Pompeo telah mencairkan hubungan kedua negara. “Ada kebuntuan panjang dalam hubungan antara kedua belah pihak. Tapi situasinya benar-benar berubah dalam pertemuan ini,” katanya. Qureshi mengatakan, Pompeo juga telah mengundangnya ke AS.

Hubungan AS dengan Pakistan memang memburuk selama beberapa bulan terakhir. Salah satu pemicunya adalah tudingan AS yang menyatakan Pakistan melindungi dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok teroris di dekat perbatasan Afghanistan.

Buntutnya, AS memutuskan membatalkan bantuan militer sebesar 300 juta dolar AS untuk Pakistan. Washington menilai, Pakistan tak bertindak tegas dalam menangani kelompok teroris bersenjata di negaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement