Jumat 14 Sep 2018 21:46 WIB

Oposisi Suriah Gelar Latihan Militer Bersama Marinir AS

Latihan militer memberi pesan kuat ke Iran dan Rusia.

Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.
Foto: Reuters/Khalil Ashawi
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Panglima oposisi Suriah pada Kamis (13/9) mengungkapkan latihan bersama mereka dengan marinir AS di selatan Suriah. Latihan perang ini sekaligus mengirim pesan kuat ke Rusia dan Iran.

Isi pesan itu ialah bahwa oposisi Assad dan AS akan berniat tetap pada sikapnya dan siap menghadapi ancaman terhadap kehadiran pasukan Suriah yang dibantu Rusia serta Iran.

Kolonel Muhanad al Talaa, komandan kelompok Maghawir al Thawra, yang didukung Pentagon, mengatakan kepada Reuters, pelatihan berlangsung selama delapan hari di pos luar militer AS di Tanf. Ini merupakan pelatihan pertama dengan senjata darat dan udara, melibatkan ratusan tentara AS dan petempur.

"Pelatihan itu memiliki kepentingan besar dan meningkatkan ketahanan kawasan serta menaikkan kemampuan tempur dan moral dan mereka dari warga di kawasan itu," kata Talaa kepada Reuters lewat telepon dari Tanf, dekat perbatasan Yordania dan Irak.

Baca juga, Suriah dan Rusia Tingkatkan Serangan ke Idlib.

Juru bicara militer AS mengatakan pelatihan itu merupakan unjuk kekuatan dan bahwa Pentagon telah memberitahu Moskow melalui saluran "penghapusan konflik" guna mencegah miskomunikasi atau meningkatkan ketegangan.

"Pelatihan itu dilakukan untuk memperkuat kembali kemampuan kami dan menjamin kami siap menghadapi setiap ancaman terhadap pasukan kami di dalam wilayah operasi-operasi kami," kata Kolonel Sean Ryan kepada Reuters.

Rusia dan pemerintah Suriah berulang kali menyerukan Washington agar menarik pasukannya dari pangkalan Tanf, tempat dinyatakan sebagai zona dekonflikasi dengan radius 55 km.

Pemberontak mengatakan ratusan anggota marinir AS tiba pada bulan ini di Tanf untuk ikut dengan pasukan operasi khusus yang sudah berpangkalan di garnisun itu dan berperan serta dalam pelatihan tersebut. Kehadiran itu di tengah-tengah peningkatan ketegangan AS-Rusia di Suriah dan pembangunan angkatan laut di Laut Tengah.

Zona dekonflikasi itu telah menjadi kawasan aman bagi sedikitnya 50 ribu warga sipil yang tinggal di kamp Rukban yang berada di dalamnya. Kementerian Pertahanan Rusia pada Agustus mengulangi tuduhan bahwa Washington telah memasukkan para militan ISIS ke dalam zona itu.

"Kami akan menetap apakah pihak Rusia atau pihak Iran menginginkan atau tidak," kata panglima itu.

Tanf, yang berada di jalan raya Damaskus-Baghdad, pernah menjadi jalur pemasok besar bagi persenjataan Iran ke Suriah

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement