Ahad 14 Oct 2018 20:35 WIB

Pasar Saham Saudi Anjlok Setelah Trump Singgung Khashoggi

Trump akan menjatuhkan sanksi jika Arab Saudi terbukti dalam hilangnya Khashoggi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andri Saubani
Jamal Khashoggi
Foto: AP/Hasan Jamali, File
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Pasar saham Arab Saudi anjlok pada Ahad (14/10) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan hukuman berat atas hilangnya kontributor Washington Post, Jamal Khashoggi. Saham Tadawul di Riyadh turun lebih dari 6 persen pada hari pertama perdagangan Ahad ini, dengan 182 dari 186 saham yang terdaftar menunjukkan kerugian pada sore hari.

Dalam sebuah wawancara dengan acara 60 Minutes di CBS, Trump mengatakan Arab Saudi akan mendapatkan konsekuensi besar jika terbukti terlibat dalam kasus Khashoggi. “Ada sesuatu yang sangat mengerikan dan menjijikkan tentang kasus itu, jadi kami harus melihatnya. Kami akan mengetahui dasarnya dan akan ada hukuman yang berat," ujar Trump.

“Pada saat ini, mereka menyangkalnya dan mereka menolaknya dengan keras. Mungkinkah mereka (yang melakukannya)? Ya," tambah Trump.

Trump juga mengatakan, AS akan menghukum diri sendiri dengan membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi. Ia kemudian menyatakan akan bertemu dengan keluarga Khashoggi.

Para pejabat Saudi tidak segera berkomentar tentang anjloknya bursa saham, meskipun televisi negara menayangkan wawancara dengan seorang analis yang menyalahkan pasar yang lebih lemah di AS. Pasar AS terguncang oleh kenaikan suku bunga, tanda perlambatan ekonomi global dan perselisihan perdagangan AS-Cina.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman telah secara agresif mempromosikan kerajaan sebagai tujuan investasi asing. Namun, hilangnya Khashoggi dan kecurigaan bahwa ia mungkin berada di balik kasus itu, telah menyebabkan beberapa perusahaan dan outlet media mundur dari konferensi investasi yang akan diselenggarakan di Riyadh.

Anggota parlemen AS di kedua belah pihak telah mengkritik Arab Saudi. Beberapa mengatakan kerajaan itu dapat dijatuhi sanksi jika diketahui terlibat dalam penghilangan dan dugaan pembunuhan Khashoggi.

Para pejabat Turki mengatakan mereka curiga agen Saudi telah membunuh dan memutilasi Khashoggi setelah ia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Mereka mengatakan, memiliki rekaman audio dan video yang belum mereka rilis.

Sebagai kontributor The Washington Post, Khashoggi telah menulis banyak hal tentang Arab Saudi, termasuk kritik terhadap perangnya di Yaman, perselisihan diplomatik baru-baru ini dengan Kanada, dan penangkapan aktivis hak-hak perempuan setelah pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan. Semua kebijakan itu merupakan inisiatif putra mahkota Mohammed yang juga memimpin sekelompok aktivis dan pengusaha.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement