Senin 15 Oct 2018 14:42 WIB

Bantahan Saudi di Kasus Khashoggi Dinilai tak Masuk Akal

Pemerintah Turki mengklaim memiliki bukti Khashoggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: AP/Hasan Jamali, File
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan direktur CIA John Brennan mengatakan bantahan Arab Saudi tidak terlibat dalam hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi sebagai 'dering kosong' atau tidak masuk akal. Padahal pemerintah Turki mengaku memiliki bukti Khashoggi telah dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul.

"Jika Khashoggi menghilang di Turki ketika dia ada di hotel atau kediaman pribadi saya pikir masuk akan bantahan dari pemerintahan Arab Saudi, tapi dia menghilang ketika ada bukti video dia berada di dalam kantor konsulat," kata Brennan dalam wawancaranya dengan stasiun televisi NBC, seperti dilansir dari Sputnik, Senin (15/10).

Brennan mengatakan tidak masuk akal jika badan intelijen Arab Saudi menjalankan operasi di luar negeri tanpa sepengetahuan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman yang menjalankan pemerintahan. Brennan berpendapat penyelidikan menyeluruh atas kejadian ini sangat diperlukan.

 

Tuntutan terhadap para pejabat Saudi yang tanggungjawab, ujarnya, harus diserahkan kepada Raja Salman sebagai pemimpin tertinggi di Arab Saudi. Tapi menurut Brenan, Raja Salman sudah terlalu tua. Baginya Raja Salman sudah tidak lagi memiliki otoritas politik memadai untuk membawa para pejabat Arab Saudi yang tanggungjawab ke pengadilan.

"Dia sudah tahu dan ada sedikit indikasi ia telah gagal dan apakah ia memiliki kekuatan dan kapasitas untuk mencari tahu apa yang terjadi, termasuk peran putranya," kata Brennan.

Menurut Brennan, kekuatan politik pemimpin pemerintahan Pangeran Mohammed bin Salman sudah terlalu kuat. Terutama ia memiliki hubungan mesra dengan Presiden AS Donald Trump melalui menantunya Jared Kushner.

Brennan memiliki banyak pengalaman bekerja di Arab Saudi. Sebelum menjadi kepala CIA pada 1996 sampai 1999 Brenna pernah menjadi pejabat di Kedutaan Besar AS di Arab Saudi dari tahun 1982 sampai 1984. Brennan mengatakan di masa lalu ada pangeran di bawah pemerintahan Raja Salman yang dimintai pertanggujawaban atas pelanggaran hukum. 

Sebelummnya penyidik Turki mengklaim memiliki bukti video dan rekaman percakapan yang membuktikan Khashoggi telah dibunuh. Salah seorang pejabat Amerika Serikat memberitahu media massa The Washington Post pemerintah Turki memiliki rekaman suara pada tanggal 2 Oktober saat Khashoggi dinyatakan mulai hilang.

Rekaman tersebut membuktikan Khashoggi telah dibunuh dan jenazahnya dihilangkan. Tapi pejabat AS itu menambahkan mereka belum tahu apakah isi dari rekaman tersebut akan langsung diperlihatkan atau diperdengarkan kepada mereka atau tidak.

Pejabat AS juga mengakui akan sulit bagi Turki untuk mengungkapkan cara atau metode mereka menyadap warga negara asing di dalam negera mereka. Sementara Turki juga berencana untuk mempertahankan hubungan dan perdagangan yang baik dengan Arab Saudi.

Baca: Tiga Negara Eropa Desak Saudi Selidiki Kasus Khashoggi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement