Rabu 17 Oct 2018 13:11 WIB

Pangeran Saudi Ini Mengaku akan Diculik

Pemerintah Saudi mengatakan ingin menjalin komunikasi dengan Pangeran Khalid.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Salah satu pangeran Arab Saudi Khalid bin Farhan Al-Saud menuduh pemerintahan Arab Saudi berusaha menculiknya. Tuduhan ini datang setelah jurnalis Jamal Khashoggi dinyatakan hilang dan diduga dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada 2 Oktober lalu.

"Mereka bicara dengan salah satu keluarga saya beberapa hari sebelum Khashoggi menghilang dan mereka mengatakan kepada saudara saya tentang sebuah cek, mereka mengatakan ingin membantu saya karena masalah finansial, mereka katakan kepadanya yang perlu saya lakukan membawa cek ke kedutaan Arab Saudi di Mesir," kata Khalid, seperti dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (17/10).

Khalid mengaku akan menghilang seperti Khashoggi jika memenuhi panggilan ke kedutaan besar Arab Saudi tersebut. Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi Arab Saudi mengatakan, mereka ingin menjalin komunikasi dengan Pangeran Khalid dan keluarganya karena berada ditengah situasi yang sulit.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Menurut beberapa informasi, Arab Saudi tahun lalu telah meminta Jerman untuk mengekstradisi beberapa pangerani. Sementara itu, menurut stasiun televisi CNN, Arab Saudi sedang menyiapkan laporan yang menggambarkan pembunuhan Khashoggi sebagai kesalahan dalam interogasi.

Arab Saudi juga dikabarkan akan menggunakan skenario interogasi yang dilakukan di kantor konsulat tersebut tidak berdasarkan izin dari pemerintah pusat. Mereka juga akan meminta pertanggungjawaban kepada orang yang terlibat atas kasus ini. 

New York Times melaporkan skenario ini dibuat untuk menutupi keterlibatan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman.  Kabarnya skenario tersebut akan menuduh salah satu teman pangeran yang telah melakukan pembunuhan. 

Pejabat intelijen yang juga teman Muhammad bin Salman tersebut ingin membuktikan dirinya kompeten tapi justru gagal menjalankan perintah. Baik CNN maupun New York Times menggunakan sumber yang tidak disebutkan namanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement