Rabu 17 Oct 2018 17:42 WIB

Surat Kabar Cina Kritik Standar Ganda AS di Kasus Khashoggi

Global Times membandingkan kasus Skripal dan Khashoggi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: AP/Hasan Jamali, File
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar Cina, Global Times, mengkritik Amerika Serikat (AS) karena menerapkan 'standar ganda' dalam kasus hilangnya seorang wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. Khashoggi diduga tewas saat memasuki gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Global Times membandingkan pendekatan Barat dalam kasus kematian Khashoggi dengan kasus upaya pembunuhan mantan agen Rusia Sergei Skripal di Inggris pada Maret lalu. Saat itu negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Inggris, segera mengambil tindakan terhadap Rusia dengan mengusir para diplomat Rusia, setelah Skripal terbukti diracuni di Kota Salisbury. Namun hal serupa tidak dilakukan Barat terhadap Arab Saudi setelah hilangnya Khashoggi.

"Sekarang publik Barat jauh lebih marah terhadap Arab Saudi. Pemboikotan spontan dengan cepat terjadi. Tetapi sebaliknya, respons lambat datang dari pemerintahan Barat dan tidak ada negara yang memulai untuk dalam menghukum Arab Saudi," tulis surat kabar itu, dikutip kantor berita Anadolu.

Global Times juga mengatakan AS menjanjikan hukuman jika Riyadh terbukti terlibat dalam kematian Khashoggi, tetapi tidak mendukung penghentian penjualan senjata ke Arab Saudi. Pernyataan itu ditulis dalam sebuah editorial dengan judul "Khashoggi case tests Washington’s attitude to human rights."

"Krisis ini telah menunjukkan bagaimana isu-isu hak asasi manusia diposisikan di arena diplomatik. Membunuh jurnalis karena alasan politik telah menyentuh garis bawah hak individu dan menyebabkan resonansi luas di luar perbatasan nasional," tulis surat kabar itu.

"Arab Saudi akan menanggung akibatnya tergantung pada apakah pemerintahan Trump akan membiarkannya lolos demi kepentingan komersial AS dan perhitungan geopolitik," kata Global Times.

Pada hari yang sama saat Khashoggi terbunuh, 15 warga Saudi, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan mengunjungi gedung itu ketika Khashoggi masih di dalam. Semua individu yang telah diidentifikasi itu saat ini telah meninggalkan Turki.

Otoritas Saudi belum memberikan penjelasan tentang nasib Khashoggi. Sementara beberapa negara, terutama Turki, AS, dan Inggris, telah menyatakan keinginan mereka agar masalah itu dapat dijelaskan secepat mungkin.

Baca: Putra Mahkota Saudi Dituding Perintahkan Khashoggi Dibunuh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement