Selasa 23 Oct 2018 17:28 WIB

Erdogan: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dan Brutal

Erdogan tak meragukan kejujuran Raja Salman.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: AP/Virginia Mayo, File
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mengatakan, Jamal Khashoggi dibunuh di dalam kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul. Menurutnya, pembunuhan tersebut sudah direncanakan. Hal ini diungkapkan Erdogan di depan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Ankara.

"Ini sudah jelas operasi ini tidak terjadi tiba-tiba, ini operasi yang direncanakan, siapa orang yang memerintahkan orang-orang ini datang? Kami sedang mencari jawabannya," kata Erdogan, seperti dilansir dari Middle East Eye, Selasa (23/10).

Dalam pidatonya tersebut, Erdogan membenarkan laporan-laporan di media massa yang belum terkonfirmasi. Seperti adanya 15 tersangka yang terbang ke Istanbul dari Arab Saudi beberapa jam sebelum Khashoggi dibunuh. "Ini Orang-orang pertahanan, intelijen, dan forensik," ujar Erdogan.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Ia mengatakan, Arab Saudi sudah menahan 18 orang tersangka yang terlibat dalam kasus ini. Erdogan menambahkan, 18 orang tersebut ialah 15 orang yang datang ke Turki dan tiga staf konsulat.

"Saya tak meragukan kejujuran Raja Salman, tetapi hal terpenting investigasi penting akan berjalan tak memihak dan sebuah komite yang fair dan tak terkait dengan pembunuhan ini," katanya.

Sebelumnya, pada hari yang sama Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, sampai saat ini Turki belum berbagi informasi tentang kasus ini dengan negara lain. Ia mengatakan, Turki siap bekerja sama dengan PBB maupun badan internasional lainnya jika diminta dalam investigasi kasus pembunuhan Khashoggi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement