Selasa 23 Oct 2018 18:49 WIB

Pertemuan Menlu Retno dan Jubeir Dibayangi Khashoggi

Menlu Retno meminta investigasi atas penyidikan kasus Khashoggi dilakukan transparan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel ibn Ahmed al-Jubeir melakukan pertemuan bilateral join commision ke- 10 di Kemenlu RI, Jakarta, Selasa (23/10).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel ibn Ahmed al-Jubeir melakukan pertemuan bilateral join commision ke- 10 di Kemenlu RI, Jakarta, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir menggelar perbincangan bilateral menyoal join commision ke-10 antar kedua negara pada Selasa (23/10) di Ruang Palapa Kementerian Laur Negeri RI, Jakarta.

Pertemuan antar Menlu tersebut sebelumnya telah dijadwalkan satu tahun yang lalu, sebagai tindak lanjut dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada 2017. Kemarin, al-Jubeir juga telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

Sebelum masuk mendiskusikan soal kerja sama bilateral antar kedua negara, Menlu Retno menyinggung situasi yang tengah memanas kini tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi.  "Kita paham bahwa pertemuan ini berlangsung di tengah situasi yang menjadi perhatian kita semua, yaitu pembunuhan yang menimpa jurnalis saudi Jamal khashoghi," ujar Menlu Retno di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (23/10).

Pemerintah Indonesia diwakili Menlu Retno menyampaikan posisi Indonesia terhadap kasus Khashoggi. Indonesia sangat prihatin dengan apa yang menimpa jurnalis yang tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul Turki ketika Khashoggi terakhir terlihat pada 2 Oktober. "Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga Jamal Khashoggi," ujarnya.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Menlu juga meminta agar investigasi oleh pihak penyelidik dari Turki maupun khususnya Saudi, dapat dilakukan secara transparan dan seksama. "Saya sudah menyampaikan kepada Menlu al-Jubeir soal kasus ini. Saya juga mencermati pernyataan-pernyataan yang disampaikan Jubeir dua hari lalu bahwa Saudi menyampaikan dan menekankan untuk mencari fakta dan menangkap orang-orang yang bertanggung jawab atas kasus ini," ujarnya.

Hingga kini, Saudi mengklaim telah menangkap 18 orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan empat lainnya telah dipenjara termasuk pihak intelejen Saudi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan pembunuhan Khashoggi dilakukan secara terencana dan brutal. Ia membenarkan 15 warga negara Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. Menurutnya, kedatangan 15 warga Saudi itu terbagi atas tiga tim dengan penerbangan terpisah.

Sehari jelang pembunuhan, kata Erdogan, sejumlah anggota tim berangkat ke hutan Belgrad, dekat Konsulat Saudi. Area ini telah disisir oleh kepolisian Turki pekan lalu untuk mencari jasad Khashoggi.

Ia menggambarkan bagaimana tim ini telah memindahkan kamera keamanan dan CCTV di kantor konsulat sebelum kedatangan Khashoggi.  "Seorang pria yang mirip dengan Khashoggi dengan setelan, kacamatan dan janggut termasuk di antaranya yang meninggalkan Istanbul menuju ke Riyadh pada hari yang sama saat pembunuhan," kata Erdogan di depan anggota parlemen AKP, Selasa (23/10).

Sebelumnya CNN menyiarkan gambar seorang terduga pelaku meninggalkan gedung konsulat mengenakan setelan mirip Khashoggi. Pria itu juga memakai janggut palsu dan kacamata. Tersangka diduga ingin mengaburkan upaya pembunuhan sehingga seakan-akan Khashoggi telah meninggalkan konsulat.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding Saudi melakukan kebohongan mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi. Sebab pernyataan Saudi yang kerap berubah mengenai pernyataan penyebab kematian Khashoggi.

Dia menarik kembali ucapannya yang mengatakan Riyadh memberikan penjelasan kredibel mengenai kematian jurnalis yang dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Turki ketika hendak mengurus dokumen pernikahannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement