Ahad 28 Oct 2018 14:44 WIB

Menteri Oman: Saatnya Terima Israel di Kawasan

Oman ingin Israel diperlakukan sama seperti negara lain.

Sultan Qaboos dari Oman (kiri) menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Muscat, Oman, Jumat (26/10).
Foto: Israeli Prime Minister's Office via AP
Sultan Qaboos dari Oman (kiri) menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Muscat, Oman, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Oman melukiskan Israel sebagai negara yang diterima di Timur Tengah, Sabtu (28/10). Menteri yang bertanggung jawab untuk urusan luar negeri Oman, Yousuf bin Alawi bin Abdullah menawarkan gagasan membantu Israel dan Palestina agar dapat bekerja sama, tapi bukan bertindak sebagai penengah.

"Israel saat ini negara di kawasan, dan kami semua memahami ini. Dunia juga menyadari fakta ini. Mungkin sudah saatnya bagi Israel diperlakukan sama (dengan negara-negara lain) dan juga menanggung kewajiban yang sama," kata Yousuf kepada peserta pertemuan puncak keamanan di Bahrain.

Komentar-komentarnya itu muncul setelah lawatan yang langka ke Oman oleh PM Israel Benjamin Netanyahu yang terjadi beberapa hari setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengadakan kunjungan tiga hari ke negara Teluk itu. Kedua pemimpin bertemu Sultan Qaboos dari Oman.

"Kami tidak mengatakan jalan sekarang mudah dan dihiasi bunga-bunga, tetapi prioritas kami ialah menghentikan konflik dan bergerak menuju dunia baru," kata Yousuf.

Oman mengandalkan AS dan usaha Presiden Donald Trump dalam upaya menuju perjanjian abad perdamaian Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa menyuarakan dukungan bagi Oman atas peran kesultanan itu dalam usaha mewujudkan perdamaian Palestina-Israel. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kerajaan itu yakin kunci menormalisasikan hubungan dengan Israel ialah proses perdamaian.

Pertemuan puncak tiga hari itu dihadiri oleh Arab Saudi dan Bahrain. Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, dan rekan-rekan sejawatnya dari Italia dan Jerman juga berpartisipasi. Raja Abdullah dari Yordania batal hadir setelah banjir melanda kawasan Laut Mati yang menewaskan 21 orang.

Utusan Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt, menyambut baik hubungan yang hangat dan kerja sama yang meningkat antara teman-teman kami di kawasan. "Ini langkah yang membantu bagi usaha-usaha perdamaian kami dan penting untuk menciptakan suasana stabilitas, keamanan dan kesejahteraan antara Israel, Palestina dan negara-negara tetangga mereka. (Kami) berharap ada pertemuan-pertemuan lagi seperti ini," Jumat(27/10).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement