Jumat 02 Nov 2018 23:01 WIB

Tembakan Pemerintah Suriah Tewaskan 8 Warga Idlib

Korban tewas berada di kota Jarjanaz.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan delapan orang tewas akibat tembakan pemerintah Suriah di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak, Jumat (2/11). Kelompok pemantau itu mengatakan ini merupakan jumlah korban harian tertinggi sejak zona demiliterisasi Rusia-Turki didirikan di sekitar wilayah itu.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan korban tewas berada  di kota Jarjanaz, yang terletak di pinggiran zona demiliterisasi. Perjanjian itu, yang disepakati antara Rusia, sekutu paling kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan Turki, yang mendukung pemberontak, menghentikan serangan pemerintah untuk merebut kembali Idlib dan wilayah-wilayah terdekat yang dikuasai oposisi.

PBB mengatakan sekitar tiga juta orang tinggal di daerah-daerah itu. Menurut PBB  pertempuran untuk memulihkan Idlib akan menjadi yang terburuk dari perang yang telah berlangsung tujuh tahun itu.

Rusia mengatakan pemberontak berusaha menghancurkan kesepakatan Rusia-Turki.  Sedangkan Damaskus menyebut Turki melanggar kesepakatan zona demiliterisasi itu. Tetapi Turki mengatakan kesepakatan itu akan direalisasikan.

Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu telah melaporkan serangan rutin antara pemerintah dan pemberontak sejak kesepakatan September lalu. Setidaknya 18 orang telah tewas oleh serangan pemerintah sejak saat itu.

Idlib dipegang oleh berbagai gerilyawan, yang paling kuat adalah Tahrir al-Sham, sebuah penggabungan kelompok-kelompok Islam yang didominasi oleh Front Nusra sebelumnya, afiliasi Alqaidah hingga 2016.

Pada Kamis, Tahrir al-Sham mengatakan telah menyerbu posisi pemerintah di sebuah desa di provinsi Idlib timur sebagai tanggapan atas serangan pemerintah. Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram, mereka mengatakan telah menewaskan 10 orang, melukai belasan lain dan mengamankan amunisi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement