Ahad 04 Nov 2018 16:48 WIB

Sanksi Baru AS atas Iran Berlaku Besok, Warga Khawatir

Pemerintah Teheran bergeming akan melawan sanksi AS tersebut.

Suasana di jantung kota Teheran, Iran.
Foto: Maman Sudiaman/Republika
Suasana di jantung kota Teheran, Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI—  Warga Iran menyampaikan tanggapan mereka terkait pemberlakuan sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap negeri para mullah ini mulai Senin (5/11).

AS akan menerapkan kembali pembatasan pada sektor perbankan dan perminyakan Iran sebagai upaya mengendalikan kegiatan nuklir, peluru kendali, dan regional musuh bebuyutannya itu.

"Semua harga naik tiap hari ... Saya tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelah 13 Aban (4 November). Saya takut. Saya khawatir. Saya merasa putus asa," kata Pejman Sarafnejad, 43 tahun, guru sekolah dasar dan ayah dari tiga anak di Teheran. 

"Saya bahkan tak dapat membeli beras untuk memberi makan tiga anak saya atau bayar kontrakan."  

Masyarakat Iran merasa takut dampak yang lebih menyakitkan lagi atas biaya hidup setelah sanksi-sanksi baru AS itu. Mulai dari usaha-usaha membeli bahan-bahan mentah hingga ketidakmampuan orang-orang sakit dan lanjut usia untuk membeli obat-obatan. 

Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin sukar selama berbulan-bulan belakangan ini. Ekonomi terpukul akibat pemberlakuan kembali gelombang pertama sanksi oleh AS pada Agustus, setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir dengan Teheran dan kekuatan-kekuatan dunia pada Mei.

Semua jenis bisnis luar negeri, mulai dari perusahaan-perusahaan minyak, perdagangan hingga perkapalan, telah menghentikan bisnis mereka dengan Iran karena takut terkena penalti yang AS berlakukan.

"Saya sangat bimbang karena sudah terjadi kekurangan sejumlah barang di pasar dan nilai rial (mata uang Iran) sudah turun banyak," kata seorang pemilik toko kelontong di Teheran. "Apa yang akan terjadi setelah pemberlakukan sanksi-sanksi baru?"

Penguasa Iran meremehkan langkah AS tersebut, tapi banyak orang biasa di negara itu tampak merasa khawatir. 

Kepemimpinan Iran mengatakan Teheran tak akan tunduk pada tekanan untuk menghentikan program-program peluru kendali atau mengubah kebijakan regionalnya.

 

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement