Jumat 16 Nov 2018 15:00 WIB

Turki Miliki Bukti Rekaman Kedua Kasus Pembunuhan Khashoggi

Buktinya, rekaman audio kedua yang durasinya lebih lama dari rekaman audio pertama.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Kolumnis Hurriyet, Abdulkadir Selvi, pada Jumat (16/11) melaporkan Turki telah memiliki lebih banyak bukti dalam kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoghi. Salah satunya adalah rekaman audio kedua yang durasinya lebih lama dari rekaman audio pertama.

Selvi menuturkan, jika rekaman pertama yang diungkap penyidik Turki pada 22 Oktober itu berdurasi 7-8 menit, rekaman kedua berdurasi sekitar 15 menit. Rekaman kedua diambil sebelum Khashoggi tiba di gedung konsulat pada 2 Oktober lalu.

"Dalam rekaman 15 menit ini, tim Saudi membahas cara mengeksekusi Khashoggi. Mereka sedang meninjau rencana mereka, yang sebelumnya telah disiapkan, dan mengingatkan diri mereka akan tugas masing-masing anggota,” kata Selvi.

“Ada juga bukti setelah pembunuhan. Turki memiliki catatan panggilan telepon internasional yang dilakukan oleh 15 anggota tim Arab Saudi itu," tambahnya.

Jaksa penuntut umum Arab Saudi pada Kamis (15/11) telah mengajukan hukuman mati untuk lima anggota tim elit Saudi yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan Khashoghi. Jaksa mendakwa total 11 tersangka.

Jaksa penuntut juga mengklaim, para tersangka membunuh Khashoggi karena gagal membujuknya untuk kembali ke Saudi. Pembunuhan disebut dilakukan dengan paksa setelah mereka membius dan menculiknya.

Menurut Selvi, serangkaian temuan dan bukti yang didapat dalam penyelidikan yang dilakukan Turki terkait pembunuhan itu, tidak sama dengan klaim yang disebutkan jaksa Saudi.

“Upaya putus asa Khashoggi untuk bertahan hidup dapat didengar dalam rekaman audio berdurasi tujuh menit. Tidak ada petunjuk yang menunjukkan siapa pun mencoba membujuknya,” ungkap Selvi.

“Para pejabat Turki juga tidak mengkonfirmasi [klaim jaksa Saudi] bahwa Khashoggi terbunuh setelah mereka memberinya dosis obat yang mematikan. Mereka mengatakan dia dicekik dengan tali atau sesuatu seperti kantong plastik,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement