Jumat 30 Nov 2018 10:53 WIB

Pejabat AS: Opsi Serangan Militer ke Iran Terbuka

AS menilai Iran telah mengirimkan senjatanya ke milisi yang mereka dukung.

(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar.
Foto: EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
(Ilustrasi) Rudal jarak menengah Iran, Zolfaghar.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- AS takkan ragu untuk menggunakan kekuatan militer terhadap Iran. AS mengaku memiliki bukti senjata milik Iran yang dikirimkan ke milisi.

Menurut Wakil Kementerian untuk Iran, Brian Hook, kendati membuka opsi militer, AS lebih memilih jalur diplomatik.

"Kami telah sangat jelas dengan rezim Iran bahwa kami takkan ragu untuk menggunakan kekuatan militer ketika kepentingan kami terancam. Saya kira mereka mengerti itu. Saya kira mereka mengerti itu dengan sangat jelas," kata Hook, di satu pangkalan militer di Washington.

"Saya kira saat ini, meskipun kami pilihan militer tersedia di meja, pilihan kami ialah menggunakan semua alat yang tersedia di bidang diplomatik," ia menambahkan.

AS telah mengambil sikap yang jauh lebih keras terhadap Iran sejak Presiden Donald Trump memangku jabatan. Trump menarik Washington ke luar kesepakatan nuklir Iran dan kembali menjatuhkan sanksi atas Teheran pada awal November.

Baca juga,  Iran: Sanksi AS Picu Konsekuensi Serius.

Hook mengungkapkan bukti yang ia sebut distribusi rudal milik Iran. AS juga menyoroti bermacam sistem persenjataan yang dikirim ke berbagai pendukung Iran, termasuk gerilyawan Al-Houthi di Yaman.

Ia memperlihatkan sejumlah senjata yang disita di Afghanistan, Yaman, Bahrain dan Arab Saudi, dan menyatakan semua senjata itu berasal dari Iran. Jika terkonfirmasi Iran mengirim sistem persenjataan ke tempat tersebut, maka hal ini akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi PBB.

"Saat dunia berjuang bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah, kami bekerja untuk memutar-balikkan kemajuan yang dibuat oleh Iran dan asuhannya selama beberapa tahun belakangan," kata Hook.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement