Selasa 18 Dec 2018 15:49 WIB

Twitter Deteksi Aktivitas Mencurigakan dari Cina dan Saudi

Saham Twitter dilaporkan turun hampir 7 persen.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Twitter
Foto: EPA
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Saham Twitter Inc turun hampir 7 persen setelah perusahaan itu mengaku sedang menyelidiki aktivitas yang mencurigakan. Aktivitas tak biasa tersebut diduga berasal dari peretas yang disponsori oleh negara.

Twitter mengaku telah menemukan aktivitas yang mencurigakan di forum dukungan pelanggan pada Sabtu (15/12). Temuan terjadi saat menyelidiki bug keamanan yang mengekspos data pengguna, termasuk kode negara di nomor ponsel pengguna dan rincian data akun yang terkunci. Bug itu dilaporkan telah diperbaiki pada Ahad (16/12).

Twitter mengungkapkan, sejumlah besar aktivitas mencurigakan berasal dari alamat IP internet individu di Cina dan Arab Saudi. "Selama penyelidikan kami, kami melihat beberapa aktivitas tidak biasa yang melibatkan data pelanggan yang terpengaruh dari API. Secara khusus, kami mengamati sejumlah besarnya berasal dari alamat IP individu yang berlokasi di Cina dan Arab Saudi," kata Twitter dalam siaran pers, dikutip Aljazirah.

"Meskipun kami tidak dapat mengkonfirmasi mengenai maksud atau atribusi tertentu, ada kemungkinan beberapa alamat IP ini mungkin memiliki hubungan dengan aktor yang disponsori negara," kata perusahaan itu.

Analis Wedbush, Michael Pachter, menyalahkan jatuhnya harga saham Twitter pada kekhawatiran bahwa informasi ini dapat melibatkan data pengguna. "Jelas, pelanggaran seperti ini merusak kepercayaan pengguna terhadap platform," kata Pachter.

Secara terpisah, pada Senin (17/12), pembuat perangkat lunak keamanan Trend Micro Inc juga mengatakan peretas sedang menggunakan platform itu untuk mencoba mencuri data pengguna. Menurut perusahaan itu, peretas mengirim dua cicitan pada Oktober lalu dalam upaya untuk mencuri data dari mesin yang sebelumnya telah terinfeksi.

Para peretas menyembunyikan instruksi dalam meme yang dicicitkan. Secara rahasia, cicitan itu memerintahkan perangkat yang terinfeksi untuk mengirim informasi, termasuk nama pengguna, gambar layar, dan konten lainnya. Namun juru bicara Twitter menolak berkomentar tentang laporan Trend Micro tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement