Selasa 18 Dec 2018 20:37 WIB

Liga Arab Bertemu Darurat Bahas Eskalasi Israel-Palestina

Masalah Palestina jadi prioritas Liga Arab.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Polisi Palestina menunjukkan bangunan yang rubuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza, Sabtu (14/7). Serangan ini merupakan serangan terburuk sejak perang Israel-Gaza tahun 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab kembali menggelar pertemuan darurat pada Selasa (18/12) di ibu kota Mesir, Kairo. Pertemuan kali ini dilakukan untuk membahas eskalasi terbaru antara pasukan Israel dan rakyat Palestina.

Dalam pidato pembukaannya yang disiarkan di saluran televisi satelit Mesir, Asisten Sekretaris Liga Arab, Said Abu Ali, menegaskan masalah Palestina akan tetap berada di puncak agenda Liga Arab. Ia juga memperingatkan negara-negara yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Orang-orang Palestina tidak sendirian, dan tidak akan sendirian," kata Abu Ali, dikutip kantor berita Anadolu.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Ahad (16/12), pertemuan darurat itu digelar atas permintaan Palestina. Tujuannya adalah untuk membahas aksi kekerasan yang semakin meningkat yang dilakukan oleh Israel.

Dalam sepekan terakhir, sedikitnya lima warga Palestina tewas oleh pasukan Israel di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat. Selain itu, belasan warga lainnya juga dilaporkan terluka.

Pada Jumat (14/12) lalu, Asosiasi Tahanan Palestina juga mengatakan tentara Israel telah menahan sekitar 100 warga Palestina di seluruh Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam kurun waktu 48 jam. Ia mengatakan, Ramallah berencana untuk mengajukan rancangan resolusi pada pertemuan tersebut, yang akan mencakup sejumlah proposal dan rekomendasi. Selain membahas mengenai Israel dan Palestina, Liga Arab juga akan mendiskusikan mengenai renvana Brasil yang akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pada November lalu, Presiden terpilih Brasil Jair Bolsonaro mengumumkan niatnya untuk merelokasi Kedutaan Besar Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement