Rabu 19 Dec 2018 10:46 WIB

AS tak Lagi Ingin Singkirkan Assad

AS tak akan memberikan bantuan pembangunan ke rezim Assad.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak lagi berusaha untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad. Namun, Washington memperingatkan tidak akan memberi bantuan bagi rezim Assad untuk melakukan rekonstruksi di negaranya, kecuali rezim itu secara fundamental berubah.

James Jeffrey, perwakilan khusus AS di Suriah, mengatakan Assad perlu melakukan kompromi karena ia belum secara resmi memenangkan perang sipil di Suriah yang telah berlangsung selama tujuh tahun. Jeffrey memperkirakan, sekitar 100 ribu militan oposisi bersenjata masih berada di Suriah.

“Kami ingin melihat rezim yang berbeda secara fundamental. Bukan perubahan rezim, kami tidak berusaha menyingkirkan Assad,” kata Jeffrey di Atlantic Council, sebuah lembaga think tank di Washington, Senin (17/12), dikutip Arab News.

Baca juga, Assad: Konflik Suriah Perang Internasional.

Menurut dia, Suriah akan membutuhkan dana 300-400 miliar dolar AS untuk melakukan rekonstruksi pascaperang. Jeffrey memperingatkan, kekuatan Barat dan lembaga keuangan internasional tidak akan melakukan pendanaan tanpa ada perubahan dalam rezim Assad.

"Ada kesiapan yang kuat dari negara-negara Barat untuk tidak memberikan uang kecuali kita memiliki semacam ide bahwa pemerintah siap berkompromi dan dengan demikian tidak akan ada lagi horor di tahun-tahun mendatang," kata dia.

Mantan presiden AS Barack Obama telah meminta Assad untuk mundur. Sementara pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengakui secara eksplisit bahwa Assad kemungkinan akan tetap tinggal di Suriah.

Namun Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan pada Oktober lalu bahwa AS tidak akan memberikan satu dolar pun untuk rekonstruksi Suriah jika Iran tetap berada di negara itu.

Jeffrey juga menyerukan pengusiran pasukan Iran di Suriah, yang kehadirannya ditentang keras oleh Israel. Meski demikian, dia mengatakan AS akan menerima jika Teheran tetap mempertahankan beberapa peran diplomatiknya di negara itu.

Jeffrey mengatakan, AS ingin Suriah tidak meluncurkan serangan senjata kimia atau menyiksa warganya sendiri. Dia mengakui, AS tidak dapat menemukan sekutu dalam waktu dekat di Suriah.

"Tidak harus menjadi rezim untuk bisa dirangkul Amerika. Katakanlah cukup dengan memenuhi syarat untuk bergabung dengan Uni Eropa jika Uni Eropa akan mengambil negara-negara Timur Tengah," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement