Kamis 20 Dec 2018 13:53 WIB

Presiden Iran Kunjungi Turki Bahas Suriah

Rouhani dan Erdogan juga membahas hubungan bilateral kedua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengunjungi Turki. Dalam kunjungannya, dia dijadwalkan menghadiri sesi kelima Dewan Kerja Sama Turki-Iran yang digelar pada Kamis (20/12).

Rouhani mengungkapkan kunjungannya ke Turki dilakukan untuk memenuhi undangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Ia pun akan menggelar pertemuan khusus dengan Erdogan untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. “Kami akan membahas cara meningkatkan hubungan dan mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan itu,” katanya, dikutip laman Anadolu Agency.

Menurut Rouhani Turki merupakan mitra penting bagi negranya. “Kami berbagi hubungan sejarah, budaya, dan agama yang mendalam,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi Turki dalam menyikapi sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran. “Dalam beberapa bulan terakhir, Turki, terutama Presiden Erdogan, telah mengambil sikap tegas terhadap sanksi AS (kepada Iran),” ucap Rouhani.

Selain membahas hubungan bilateral, Rouhani dan Erdogan akan turut membahas perkembangan krisis Suriah. Iran dan Turki diketahuii menjadi pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah. “Kami sedang mengejar dua masalah yang sangat penting, keamanan Suriah dan kembalinya para pengungsi,” ujar Rouhani.

Iran, Turki, dan Rusia adalah tiga negara yang dilibatkan PBB dalam membentuk komite konstitusi Suriah. Komite itu berisi perwakilan pihak-pihak yang berkonflik di Suriah. Mereka bertugas menyusun konstitusi baru Suriah guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tujuh tahun.

Anggota komite telah ditetapkan berjumlah 150 orang. Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi masing-masing telah mengirim 50 anggotanya. Lalu 50 anggota tersisa akan diduduki oleh perwakilan yang disepakati Rusia, Iran, dan Turki.

Kendati menegosiasikan siapa yang akan mengisi 50 kursi tersisa di komite konstitusi, tapi Rouhani menyebut masa depan Suriah tetap berada di tangan rakyat Suriah. “Masa depan Suriah harus diputuskan oleh Suriah,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement