Ahad 23 Dec 2018 22:34 WIB

Turki Perkuat Pengamanan Perbatasan dengan Suriah

Turki akan menangguhkan rencana operasi militer terhadap milisi YPG Kurdi di Suriah

Pasukan Turki dan milisi Suriah pro-Turki mencoba mengambil alih bukit Bursayah yang memisahkan Afrin yang dikuasai Kurdi dengan Kota Azaz, Suriah yang dikuasai Turki, 28 Januari 2018. Hampir sebulan operasi militer Turki berlangsung di Afrin.
Foto: AP Photo
Pasukan Turki dan milisi Suriah pro-Turki mencoba mengambil alih bukit Bursayah yang memisahkan Afrin yang dikuasai Kurdi dengan Kota Azaz, Suriah yang dikuasai Turki, 28 Januari 2018. Hampir sebulan operasi militer Turki berlangsung di Afrin.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki sedang meningkatkan kekuatan militer di perbatasannya dengan Suriah, demikian laporan Kantor Berita Demiroren (DHA), Ahad (23/12). Laporan itu menambahkan bahwa sekitar 100 kendaraan, termasuk truk, dan persenjataan sudah bergerak ke daerah tersebut.

Peningkatan kegiatan militer terjadi beberapa hari setelah Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan menangguhkan rencana operasi militer terhadap milisi YPG Kurdi di Suriah Utara setelah Amerika Serikat memutuskan untuk menarik pasukannya dari Suriah.

DHA melaporkan bahwa iring-iringan yang bergerak menuju Kilis, distrik di perbatasan yang berada di provinsi Hatan di Turki Selatan, itu meliputi tank, meriam, senapan mesin dan bus yang mengangkut pasukan.

Sebagian peralatan militer dan personel akan ditempatkan di pos-pos sepanjang perbatasan sementara sebagian lagi telah menyeberang ke Suriah melalui Distrik Elbeyli, kata DHA.

Elbeyli berada di 45 kilometer dari kota Suriah di utara, Manbij, yang telah menjadi titik panas antara Ankara dan Washington.

Pada Juni, sekutu-sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mencapai kesepakatan, yang akan memastikan bahwa YPG didepak dari wilayah tersebut namun Turki mengeluh bahwa peta jalan untuk menjalankan upaya itu tertunda.

Reuters tidak dapat memastikan secara mandiri alasan dibalik pengerahan kekuatan dan para pejabat Turki belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Erdogan mengatakan pada Jumat (21/12) bahwa Turki akan mengambil alih perang terhadap kelompok militan ISIS di Suriah sementara Amerika Serikat menarik pasukannya. Ia menambahkan bahwa operasi yang direncanakan itu akan diarahkan ke YPG serta ISIS sebagai targetnya.

Ankara menganggap kelompok militan YPG, yang didukung AS, sebagai organisasi teroris dan perpanjangan tangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang melancarkan pemberontakan di Turki sejak 1980-an.

Turki telah melancarkan dua operasi di Suriah, yang disebut dengan "Perisai Eufrat" dan "Ranting Zaitun", terhadap YPG dan ISIS di Suriah utara.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement