Jumat 04 Jan 2019 16:35 WIB

Suriah Dikunjungi Presiden Mauritania Setelah Pemimpin Sudan

Presiden Mauritania akan menjadi pemimpin negara Islam kedua kunjungi Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kondisi Kota Daraa di selatan Suriah. (ilustrasi)
Foto: Al Arabiya
Kondisi Kota Daraa di selatan Suriah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NOUAKCHOTT -- Presiden Republik Islam Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz dijadwalkan melakukan kunjungan ke Suriah pekan depan. Dia akan membahas beberapa isu bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad. 

Beberapa pejabat di pemerintahan Mauritania, seperti dikutip laman Asharq Al-Awsat, mengungkapkan, Aziz memang akan melakukan tur Arab pekan depan. Selain Suriah, dia juga dijadwalkan mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Lebanon. 

Saat berada di UEA, Aziz disebut akan menghadiri acara Abu Dhabi Sustainability Week yang diselenggarakan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Acara itu rencananya dihelat pada 12 Januari. 

Dari UEA, Aziz akan melakukan kunjungan selama satu hari ke Suriah. Belum ada informasi perihal apa saja yang akan dibahas Aziz dengan Assad. Dari Damaskus, dia melanjutkan perjalanannya ke Beirut, Lebanon. 

Bila tur tersebut sesuai dengan informasi yang beredar, Aziz akan menjadi presiden negara Islam kedua yang mengunjungi Suriah. Sebelumnya, pada Desember lalu, Presiden Sudan Omar al-Bashir telah berkunjung ke Damaskus. Dia menjadi pemimpin Liga Arab pertama yang mendatangi negara tersebut sejak konflik sipil pecah tujuh tahun lalu. 

Dalam kunjungannya kala itu, Al-Bashir dilaporkan mengutarakan harapan bahwa Suriah dapat segera memulihkan peran pentingnya di kawasan. Dia juga menegaskan kesiapan Sudan menyediakan semua yang dibutuhkan untuk mendukung integritas teritorial Suriah. 

Ketika perang sipil Suriah pecah pada 2011, Suriah didepak dari Liga Arab. Hal itu disepakati mayoritas anggota. Tak hanya itu mereka pun mengutuk Assad karena menggunakan kekuatan militer dan gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi. 

Perang Suriah telah menelan hampir satu juta korban jiwa. Konflik juga memaksa lebih dari 10 juta warganya mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa. 

Baca: Shinzo Abe Ingin Buat Perjanjian Damai Rusia-Jepang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement