Selasa 08 Jan 2019 15:46 WIB

Keputusan Suriah Kembali ke Liga Arab Ditunda

Ada syarat-syarat khusus jika Suriah ingin kembali masuk ke Liga Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Bashar Al Assad
Foto: AP
Bashar Al Assad

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab dilaporkan telah menunda pembahasan tentang pemulihan hubungan serta keanggotaan Suriah di perhimpunan tersebut. Pertemuan untuk membahas hal itu dijadwalkan digelar pada Rabu (9/1).

Seperti dilaporkan laman Middle East Monitor,  majelis anggota permanen Liga Arab telah setuju untuk mendiskusikan tentang dicantumkannya kembali Suriah sebagai negara anggota.

Surat kabar milik Pemerintah Mesir, Al-Ahram, mengutip sejumlah sumber melaporkan, beberapa negara anggota Liga Arab telah menyatakan dukungannya untuk membawa kembali Suriah menjadi anggota.

Hal itu akan memungkinkan Presiden Suriah Bashar al-Assad menghadiri Arab Economic Summit yang digelar di Lebanon akhir bulan ini. Sebelumnya Mesir dan Tunisia dilaporkan telah mendiskusikan tentang kemungkinan mengundang Assad dalam KTT Liga Arab ke-33 yang dihelat di Tunis pada Maret mendatang.

Informasi tersebut tersiar setelah Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui bertemu Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi di Kairo akhir pekan lalu.

“Kunjungan menteri (luar negeri) Tunisia ke Kairo datang atas permintaan pihak Mesir untuk menyelesaikan masalah partisipasi rezim Assad dalam KTT Liga Arab ke-33 dan membahas cara-cara mengimplementasikan hal ini setelah (mendapat) persetujuan dari negara-negara Arab lainnya,” kata beberapa sumber diplomatik, dikutip laman Al Araby.

Baca juga, Negara Arab Dilaporkan Merapat ke Assad, Oposisi Terkejut.

Menurut sumber-sumber tersebut, kehadiran Assad dalam KTT Liga Arab tidak akan terjadi tanpa pengajuan syarat dari negara-negara anggota. “Ini akan terjadi setelah Suriah membuat janji tertentu,” kata mereka.

Beberapa analis menilai, terdapat beberapa syarat yang mungkin disodorkan kepada Assad jika ingin hadir dalam KTT Liga Arab. Syarat itu antara lain menahan kehadiran Iran di Suriah yang selama ini ditentang sejumlah negara Teluk Arab serta menerima pengerahan pasukan pan-Arab untuk menggantikan personel militer Amerika Serikat (AS) di beberapa wilayah di negara tersebut.

Kendati demikian, saat ini hubungan beberapa anggota Liga Arab dengan Suriah mulai berangsur membaik. Hal itu diawali dengan kunjungan Presiden Sudan Omar al-Bashir ke Damaskus pada Desember tahun lalu. Dia menjadi pemimpin negara anggota Liga Arab pertama yang mengunjungi Damaskus sejak Suriah dilanda konflik sipil pada 2011.

Setelah Sudah, pemimpin negara anggota Liga Arab lainnya, yakni Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz, juga dijadwalkan mengunjungi Damaskus pekan ini. Dia dilaporkan akan membahas beberapa isu dengan Assad.

Selain kunjungan tersebut, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi dilaporkan telah diizinkan untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus. Suriah pun akan diperkenankan membuka kembali kedutaan besarnya di negara-negara anggota Liga Arab.

Suriah didepak dari Liga Arab tak lama setelah konflik sipil pecah di negara tersebut pada 2011. Negara anggota Liga Arab juga mengecam Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan mengerahkan kekuatan militer yang dianggap brutal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement