Kamis 10 Jan 2019 18:45 WIB

Turki Ancam Serang Kurdi Jika AS Tunda Penarikan Pasukan

YPG merupakan sekutu AS dalam memerangi ISIS di Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Foto: Matthias Balk/dpa via AP
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengancam akan menyerang pasukan Kurdi jika Amerika Serikat (AS) menunda penarikan personel militernya dari Suriah. Ia menyatakan Turki tidak membutuhkan izin dari siapa pun untuk melakukan hal itu.

"Jika (penarikan pasukan AS) ditunda dengan alasan konyol seperti Turki membantai orang-orang Kurdi yang tidak mencerminkan kenyataan, kami akan mengimplementasikan keputusan ini," ujar Cavusoglu pada Kamis (10/1), dikutip laman Aljazirah.

Dia mengatakan operasi militer Turki terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) tidak tergantung pada penarikan pasukan AS. Turki akan memutuskan pada waktunya dan tak perlu meminta izin siapa pun.

Baca juga, Trump akan Tarik Seluruh Pasukan AS di Suriah.

YPG merupakan sekutu AS dalam memerangi ISIS di Suriah. Namun Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yakni kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade.

Presiden AS Donald Trump memutuskan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah pada Desember tahun lalu. Langkah itu dinilai akan menempatkan kelompok YPG dalam bahaya. Sebab mereka menjadi sasaran operasi militer Turki.

AS telah meminta Turki untuk tidak menghabisi kelompok Kurdi ketika personel milternya hengkang dari Suriah. Namun permintaan itu ditolak. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa seruan untuk melindugi milisi Kurdi adalah sebuah kesalahan besar.

Ankara pun telah meminta Washington menyerahkan pangkalan militernya di Suriah setelah semua personel militernya dipulangkan. Hal itu dilakukan agar AS tak mewariskan pangkalan tersebut kepada YPG.  Jika AS menolak memberikan pangkalan militernya, Turki telah mengancam akan menghancurkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement