Jumat 11 Jan 2019 16:21 WIB

Turki: Operasi Serang Milisi Kurdi Murni Kontra Teroris

Ankara kecam AS gunakan YPG/PKK untuk melawan ISIS.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat berbicara di Konferensi Keamanan di Muenchen, Jerman, Ahad (19/2).
Foto: Matthias Balk/dpa via AP
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat berbicara di Konferensi Keamanan di Muenchen, Jerman, Ahad (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Operasi kontra teror yang mungkin dilancarkan Turki di sisi timur Sungai Eufrat di Suriah, tidak berkaitan dengan penarikan tentara Amerika Serikat dari Suriah.

"Operasi kami terhadap YPG/PKK tidak berkaitan dengan apakah AS akan pergi atau tidak," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Kamis (10/1) kepada stasiun televisi berita NTV.

Cavusoglu menyatakan, pengumuman bahwa operasi akan dilancarkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikeluarkan sebelum Presiden AS Donald Trump pada Desember secara mengejutkan memutuskan untuk membawa tentara AS ke luar Suriah.

"Kami tidak tahu bahwa AS akan keluar (dari Suriah). Namun, apakah AS keluar atau tidak, kami akan melakukan apa yang perlu terhadap organisasi teror yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional kami," kata Cavusoglu sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, Jumat (11/1).

Pada 12 Desember, Erdogan mengumumkan operasi militer Turki akan dilancarkan untuk menyelamatkan wilayah itu dari gerilyawan PKK/PYD, yang juga dikenal dengan nama PKK/YPG.

Belakangan, Erdogan memutuskan untuk menunda operasi, tapi presiden Turki itu telah berulang kali mengatakan Turki siap melakukan tindakan dalam waktu sangat dekat untuk menghapuskan "koridor teror" di Suriah Utara. "Turki memiliki tekad kuat mengenai masalah ini," kata Cavusoglu. 

Ia menambahkan Turki akan memutuskan batas waktu bagi operasi tersebut. "Kami tak akan meminta izin dari siapa pun mengenai masalah ini," katanya. 

Ankara telah mengecam AS karena bekerja sama dengan organisasi gerilyawan PKK/PYD untuk memerangi ISIS. Ankara menyebut penggunaan satu kelompok teror untuk memerangi kelompok teror lain tak masuk akal.

Selama satu pekan belakangan, para pejabat senior AS mengatakan tentara Amerika tak akan keluar dari bagian timur-laut Suriah tanpa jaminan bahwa Turki tak akan menyerang "suku Kurdi" di sana, yang berarti PKK/PYD. Para pejabat Turki mengutuk pernyataan tersebut.

Dalam aksi terornya selama 30 tahun, PKK telah menewaskan tak kurang dari 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak kecil. PKK/PYD/YPG, cabangnya di Suriah, meneror orang Kurdi, Turkmen, dan Arab di Suriah. 

Cavusoglu juga mengatakan Erdogan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin.

Ia menambahkan para pemimpin Turki, Rusia, dan Iran juga akan bertemu guna membahas Suriah berdasarkan format Astana, dan mengatakan Moskow akan mengusulkan kerangka waktu bagi pertemuan itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement