Ahad 20 Jan 2019 18:12 WIB

KTT Pembangunan Ekonomi-Sosial Arab Digelar di Lebanon

KTT juga akan membahas tentang pemulihan status Suriah sebagai anggota Liga Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani (kiri) bersama Presiden Libanon Michel Aoun menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Ekonomi dan Sosial Arab, di Beirut, Libanon, Ahad (20/1).
Foto: Hussein Malla/AP
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani (kiri) bersama Presiden Libanon Michel Aoun menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Ekonomi dan Sosial Arab, di Beirut, Libanon, Ahad (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Ekonomi dan Sosial Arab telah dimulai di Beirut, Lebanon, Ahad (20/1). KTT dilangsungkan tak lama setelah kedatangan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Sebanyak 20 negara berpartisipasi dalam perhelatan tersebut. Zona perdagangan bebas Arab dan dampak ekonomi pengungsi Suriah di beberapa negara Arab menjadi topik utama yang dibahas dalam KTT.

Ke-20 negara yang berpartisipasi dalam KTT tersebut dijadwalkan mengeluarkan pernyataan bersama tentang topik yang dibahas. Presiden Lebanoon Michel Aoun juga akan mengeluarkan pernyataan terpisah mengenai status pengungsi Suriah di negaranya.

“Presiden (Aoun) diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan hari ini mengenai para pengungsi dan orang-orang terlantar di negara-negara Arab. Dia juga diperkirakan akan meluncurkan inisiatif terkait dengan rekonstruksi di negara-negara (Arab) yang hancur,” kata direktur jenderal kepresidenan Lebanon Antoine Choukair, dikutip laman Aljazirah.

Presiden Aoun berharap inisiatifnya akan membantu membangun struktur pendanaan untuk membangun kembali negara-negara Arab yang hancur akibat peperangan. Diskusi selama pertemuan pra-KTT telah difokuskan pada proses rekonstruksi Somalia, Yaman, dan Suriah.

Selain itu, KTT juga akan membahas tentang pemulihan status Suriah sebagai anggota Liga Arab. Suriah diketahui telah dikeluarkan dari Liga Arab pada 2011, tak lama setelah konflik sipil pecah di negara tersebut.

Pada Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil menyerukan kembalinya Suriah ke Liga Arab. Namun Sekretaris Jenderal Liga Arab Aboul Gheit mengatakan belum ada kesepakatan mengenai kembalinya Suriah ke perhimpunan tersebut.

 

Perdebatan mengenai kembalinya Suriah ke Liga Arab sempat menimbulkan kekhawatiran tentang pelaksanaan KTT Pembangunan Ekonomi dan Sosial Arab di Lebanon. Emir Qatar, misalnya, sebelumnya dikabarkan tidak akan menghadiri acara tersebut. Qatar diketahui menentang gagasan tentang pemulihan status anggota Suriah dii Liga Arab. Sikapnya bertentangan dengan tuan rumah KTT, yaitu Lebanon.

Setelah menguasai sebagian besar wilayah Suriah, beberapa negara Arab mulai menjalin hubungan dengan Presiden Bashar al-Assad. Hal itu diawali dengan berkunjungnya Presiden Sudan Omar al-Bashir ke Damaskus. Dia menjadi pemimpin negara anggota Liga Arab pertama yang berkunjung ke Suriah.

Setelah kunjungan itu, Uni Emirat Arab dan Bahrain mengumumkan akan membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus. Arab Saudi sempat dilaporkan akan melakukan hal yang sama. Namun Riyadh segera membantah kabar tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement