Senin 04 Feb 2019 17:56 WIB

Pesan Paus Agar Uni Emirat Arab Hentikan Perang Yaman

Kehadiran Paus ke UEA sebagai upaya mengampanyekan dialog antaragama.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Nashih Nashrullah
Paus Fransiskus (tengah) berjalan bersama Pangeran dan Wakil Panglima Uni Emirat Arba Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (keenam kanan) dan Imam Besar masjid Al Azhar Al Sharif (kedua kiri), setibanya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (3/2/2019).
Foto: Antara/Ryan Carter
Paus Fransiskus (tengah) berjalan bersama Pangeran dan Wakil Panglima Uni Emirat Arba Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (keenam kanan) dan Imam Besar masjid Al Azhar Al Sharif (kedua kiri), setibanya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (3/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Paus Fransiskus tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Ahad (3/2).

Ia menjadi Paus pertama yang menginjakkan kaki di Semenanjung Arab, beberapa jam setelah mengeluarkan kecaman kerasnya terhadap perang di Yaman, di mana UEA memiliki peran militer utama. 

Sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Paus Fransiskus mengatakan, ia mengikuti krisis kemanusiaan di Yaman dengan sangat prihatin. 

Dengan menggunakan pidato regulernya di Kota Vatikan, ia mendesak semua pihak untuk menerapkan kesepakatan damai dan memberikan bantuan kepada jutaan orang yang kelaparan. 

"Tangisan anak-anak ini dan orang tua mereka sampai kepada Tuhan," katanya kepada puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Sebelum naik ke pesawat dan menuju Abu Dhabi, Paus Fransiskus mengajak semua orang untuk mendoakan anak-anak yang menjadi korban perang di Yaman. 

"Mari kita berdoa dengan kuat karena mereka adalah anak-anak yang lapar, yang haus, mereka tidak memiliki obat dan mereka dalam bahaya kematian," ucapnya.

UEA menyambut pesan Paus tentang Yaman itu dan meyakini kesepakatan damai yang disebutnya sebagai terobosan bersejarah. 

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash melalui akun Twitter miliknya.

"Mari kita memastikan implementasinya dan menjadikan tahun 2019 sebagai tahun perdamaian di Yaman," ungkapnya setelah Paus Fransiskus mendarat di Abu Dhabi.

Kedatangan Paus Fransiskus disambut oleh Pangeran Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan. 

Sekaligus yang mengantar Paus untuk bertemu Sheikh Ahmed al-Tayeb, seorang Imam Besar masjid dan Universitas Al-Azhar Mesir.

Salah satu tokoh utama pembelajaran Islam Sunni. Kedua tokoh penting UEA itu akan mengadakan pertemuan dengan Paus Fransiskus, Senin (4/2). 

Para pejabat Vatikan mengatakan belum jelas apakah Paus Fransiskus akan membahas masalah sensitif di depan umum atau pribadi selama kunjungannya ke Abu Dhabi, yang bertujuan mempromosikan dialog antaragama.  

Partai-partai yang bertikai di Yaman menyepakati gencatan senjata pada bulan Desember dalam perundingan perdamaian besar pertama. 

Perang tersebut sudah terjadi hampir empat tahun yang mengadu domba negara-negara Arab, mendukung seorang presiden di pengasingan untuk melawan gerakan Houthi yang sejajar dengan Iran dan mengendalikan ibu kota. 

PBB menyebut, puluhan ribu orang tewas dalam konflik itu, dan jutaan orang berada di ambang kelaparan. Kelangsungan hidup mereka tergantung pada gencatan senjata yang mencegah bantuan terputus oleh pertempuran habis-habisan untuk pelabuhan utama negara itu.

UEA memainkan peran utama dalam koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi di Yaman. 

PBB pun sedang mencoba untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata dan penarikan pasukan di pelabuhan utama Yaman, Hodeidah, yang disepakati pada pembicaraan Desember. 

Hal itu diharapkan sebagai langkah yang dapat membuka jalan bagi negosiasi untuk mengakhiri konflik.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement