Sabtu 16 Feb 2019 20:28 WIB

AS: Saatnya Eropa Mundur dari Kesepakatan Nuklir Iran

AS menilai langkah Eropa keliru dan hanya menguatkan Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael R. Pence.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael R. Pence.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mendesak Uni Eropa menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri konferensi keamanan di Munchen, Jerman, Sabtu (16/2).

"Sudah tiba waktunya bagi mitra Eropa kami untuk berdiri bersama kami dan dengan rakyat Iran. Sudah saatnya bagi mitra Eropa untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran," ujar Pence.

Baca Juga

Sebelumnya Pence telah menyerukan hal serupa. Dia bahkan menuding negara-negara Eropa berupaya menciptakan mekanisme untuk melanggar sanksi ekonomi AS terhadap Teheran. 

"Ini adalah langkah keliru yang hanya akan memperkuat Iran, melemahkan Uni Eropa, dan menciptakan jarak yang lebih jauh antara Eropa dan AS," katanya pada Kamis (14/2).

Presiden AS Donald Trump telah menarik negaranya dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei tahun lalu. Trump menilai kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan istilah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) cacat. Sebab kesepakatan itu tidak mengatur tentang program rudal balistik Teheran.

Setelah mundur dari JCPOA, AS kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi berlapis untuk Iran. Salah satu tujuan dari sanksi itu adalah menekan ekspor minyak Iran. 

JCPOA disepakati pada Oktober 2015. Kesepatan tersebut dicapai melalui negosiasi yang panjang dan alot antara Iran dengan AS, Cina, Rusia, Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa. Inti dari JCPOA adalah memastikan bahwa penggunaan nuklir Iran terbatas untuk kepentingan sipil, bukan militer. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi Iran akan dicabut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement