Kamis 04 Jul 2013 12:58 WIB

Ikhwanul Muslimin: Ini Pengkhianatan!

Anggota Senior Ikhwanul Muslimin (ilustrasi)
Foto: radioboston.wbur.org
Anggota Senior Ikhwanul Muslimin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok Ikhwanul Muslimin, asal Presiden Mesir Mohamed Moursi, menggambarkan penggulingan Mursi pada Rabu malam waktu setempat (3/7) sebagai pengkhianatan.

"Hari menyedihkan buat aspirasi demokrasi Mesir, pengkhianatan terhadap revolusi dan jutaan orang Mesir percaya pada demokrasi," kata kelompok itu sebagaimana dilaporkan Xinhua .

Kelompok tersebut juga mengutuk penutupan saluran televisi yang berorientasi pada Ikhwanul Muslimin dan penangkapan staf mereka.

"Penutupan salutan TV itu adalah awal dari penindasan, era pandangan tunggal," kata Partai Kebebasan dan Keadilan --yang berafiliasi pada Ikhwanul Muslimin-- di akun Twitternya.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir dari kubu Islam itu dan mengangkat Kepala Mahkamah Tinggi Konstitusional Adly Mansour untuk sementara memerintah di negeri tersebut sampai presiden baru dipilih.

Sementara itu kantor berita Reuters melaporkan pasukan keamanan Mesir menangkap pemimpin Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) dan seorang lagi pemimpin senior Ikhwanul Muslimin pada Rabu, kata seorang pejabat FJP dan sumber keamanan setelah militer menggulingkan Mursi.

Saad El-Katatni, pemimpin FJP dan mantan ketua parlemen, ditangkap bersama Rashad Al-Bayoumi, seorang wakil ketua Ikhwanul Muslimin, kata sumber tersebut.

Harian Mesir, Al-Ahram, melaporkan surat penangkapan telah dikeluarkan untuk 300 anggota Ikhwanul Muslimin, dan pasukan keamanan sedang bersiap membersihkan pertemuan terbuka pro-Moursi di Universitas Kairo.

Kantor berita resmi Mesir, MENA, melaporkan polisi melanjutkan upayanya untuk menangkap "sejumlah anggota Ikhwanul Muslimin yang dituduh menghasut kerusuhan dan mengganggu perdamaian dan keamanan umum".

Militer Mesir menggulingkan Presiden Mohamed Moursi dari kubu Islam pada Rabu dan mengumumkan peralihan politik dengan "dukungan luas pemimpin pemuda, agama dan politik".

Ketika berbicara melalui televisi resmi, Jenderal Abdel Fattah As-Sisi merinci peta jalan bagi "kembalinya kekuasaan demokrasi setelah pemerintah gagal mengabulkan tuntutan pemrotes".

Presiden terguling Muhamad Mursi sendiri telah menyampaikan penolakan atas penggulingan dirinya dari posisi kepala negara Mesir dan menyatakan "akan tetap mempertahankan keabsahannya".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement