Ahad 18 Aug 2013 13:30 WIB

Indonesia Diminta Menarik Duta Besarnya di Mesir

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Djibril Muhammad
Barisan jenazah para pengunjuk rasa yang tewas ditembak aparat militer diletakkan di masjid al-Fath dekat Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).
Foto: EPA/AHMED Assadi
Barisan jenazah para pengunjuk rasa yang tewas ditembak aparat militer diletakkan di masjid al-Fath dekat Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia diminta bersikap tegas atas pelanggaran HAM yang terjadi di krisis Mesir.

Ketua Badan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan Abdul Hamim Jauzie mengatakan Indonesia sebagai negara yang berkomitmen dengan perdamaian dunia harus menyampaikan kecaman atasan pembunuhan demonstran di Mesir.

"Presiden SBY dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa harus menyampaikan sikap resmi mengecam peristiwa tersebut," ujar Hamim dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (18/8).

Sebagai negara yang menjunjung kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, LBH Keadilan memandang Indonesia wajib berperan penting membantu Mesir keluar dari krisis. Bahkan menurut Hamim, Indonesia perlu menarik Duta Besarnya untuk Mesir sebagai tanda protes.

Sebelumnya demonstran pendukung Presiden Mohammed Mursi dibubarkan dengan tembakan, sejak Rabu (14/8). Akibat tindakan ini, ratusan tewas dan ribuan lainnya luka-luka. LBH Keadilan mendesak Indonesia melakukan upaya diplomasi ke PBB untuk dilakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran HAM tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement