Kamis 20 Mar 2014 10:22 WIB

15 Orang Tewas Dalam Kekerasan di Irak

Fallujah, Irak
Fallujah, Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemboman oleh pasukan keamanan dan bentrokan di berbagai daerah Fallujah, yang selama beberapa bulan ini terlepas dari kendali Baghdad, menewaskan 15 orang, Rabu, kata seorang dokter senior.

Kekerasan itu meletus selepas tengah malam dan terus berlangsung hingga pagi di daerah-daerah utara, timur dan selatan di kota Irak tersebut, yang menewaskan 15 orang dan mencederai 40 lain, kata dokter utama Rumah Sakit Fallujah, Ahmed Shami.

Belum jelas berapa jumlah korban dalam pemboman dan berapa yang menjadi korban dalam bentrokan-bentrokan.

Pasukan keamanan secara periodik membom daerah-daerah Fallujah dalam beberapa bulan ini, dengan alasan mereka menyerang gerilyawan anti-pemerintah yang menduduki kota itu.

Para ketua suku di kota itu mengkonfirmasi keterangan yang diberikan dokter tersebut.

Fallujah terlepas dari kendali pemerintah Baghdad sejak militan menguasai kota itu dan bagian-bagian kota berdekatan, Ramadi, ibu kota provinsi Anbar yang berpenduduk mayoritas Sunni, pada awal Januari.

Pasukan keamanan berhasil menguasai lagi Ramadi namun belum merebut kembali kendali atas Fallujah.

Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini.

Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.

Sebanyak 1.013 orang -- 795 warga sipil, 122 prajurit dan 96 polisi -- tewas akibat kekerasan di negara itu pada Januari, menurut data resmi yang dihimpun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan.

Menurut data itu, kekerasan juga melukai 2.024 orang -- 1.633 warga sipil, 238 prajurit dan 153 polisi.

Pasukan keamanan membunuh 189 militan dan menangkap 458 orang sepanjang bulan itu.

Jumlah kematian pada Januari itu merupakan angka tertinggi yang dikeluarkan kementerian-kementerian itu sejak April 2008, ketika 1.073 orang tewas.

Data korban terkini itu mengkonfirmasi peningkatan kekerasan mematikan di Irak, yang dilanda serangan militan hampir setiap hari dan pengambilalihan sebuah kota penting yang merupakan ambang pintu menuju Baghdad dan daerah-daerah di sebuah kota lain oleh gerilyawan anti-pemerintah.

Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 dimana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.

Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaida dan militan Sunni lain menguasai kota Fallujah pada 1 Januari.

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyatakan khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.

Gelombang pemboman dan serangan bunuh diri meningkat di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement